News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Respons Invasi Darat Israel, Hizbullah Tembakkan Rudal Fadi-4 ke Markas Mossad di Dekat Tel Aviv

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di wilayah Lod, dekat Tel Aviv, di Israel tengah pada 15 September 2024. Hizbullah menargetkan markas besar badan intelijen Mossad sebagai respons terhadap invasi darat Israel ke Lebanon selatan.

TRIBUNNEWS.COM - Kelompok militan Lebanon, Hizbullah, mengatakan telah menargetkan pangkalan intelijen militer Israel di Glilot dekat Tel Aviv, Selasa (1/10/2024).

Hizbullah menargetkan markas besar badan intelijen Mossad sebagai respons terhadap invasi darat Israel ke Lebanon selatan.

Laporan menyatakan Hizbullah menembakkan rudal "Fadi-4" ke Pangkalan Glilot dekat Herzliya.

Namun, serangan Hizbullah dilaporkan gagal mengenai unit intelijen militer IDF dan markas besar Mossad.

"Meluncurkan salvo roket Fadi 4 ke pangkalan Glilot milik unit intelijen militer 8200 dan markas besar Mossad yang terletak di pinggiran Tel Aviv," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, Selasa, dilansir Arab News.

Menurut layanan ambulans Magen David Adom di Israel, sebuah jalan telah diblokir setelah terkena roket, seperti diberitakan Newsweek.

Layanan ambulans mengatakan telah merawat dua orang di lokasi kejadian, termasuk seorang pengemudi bus yang terkena pecahan peluru, dan seorang pengendara lainnya.

Israel Serukan Evakuasi Warga

Militer Israel telah memperingatkan warga untuk mengungsi dari perbatasan Lebanon, Selasa.

Hal ini disampaikan beberapa jam setelah Israel melancarkan apa yang disebutnya sebagai serangan darat terbatas terhadap kelompok militan Hizbullah.

Di sisi lain, Hizbullah membantah pasukan Israel telah masuk.

Baca juga: Ketua Parlemen Lebanon Mengatakan Israel Menyabotase Upaya Global untuk Menghentikan Eskalasi

Akan tetapi, Hizbullah mengatakan pihaknya siap untuk memerangi mereka.

Militer Israel menyarankan masyarakat untuk mengungsi di utara Sungai Awali, sekitar 60 kilometer (36 mil) dari perbatasan dan lebih jauh dari Sungai Litani, yang menandai tepi utara zona yang dideklarasikan PBB yang dimaksudkan sebagai penyangga antara Israel dan Hizbullah setelah perang mereka tahun 2006.

"Kalian harus segera menuju utara Sungai Awali untuk menyelamatkan diri, dan segera tinggalkan rumah kalian," kata pernyataan yang diunggah oleh juru bicara militer Israel berbahasa Arab, Avichay Adraee, di X, dikutip dari AP News.

Sebagai informasi, lebih dari 1.000 orang tewas di Lebanon akibat serangan Israel selama dua minggu terakhir, hampir seperempatnya adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan.

Lalu, ratusan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka.

Hizbullah adalah milisi yang terlatih dengan baik, diyakini memiliki puluhan ribu pejuang dan persenjataan yang terdiri dari 150.000 roket dan rudal.

Babak pertempuran terakhir pada tahun 2006 berakhir dengan jalan buntu, dan kedua belah pihak telah menghabiskan dua dekade terakhir untuk mempersiapkan diri menghadapi pertarungan berikutnya.

Serangan udara baru-baru ini yang menewaskan sebagian besar pimpinan puncak Hizbullah dan meledaknya ratusan pager dan walkie-talkie milik Hizbullah menunjukkan bahwa Israel telah menyusup jauh ke dalam eselon atas kelompok tersebut.

Pemimpin sementara kelompok itu, Naim Kassem, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pada hari Senin bahwa komandan Hizbullah yang tewas dalam beberapa minggu terakhir telah diganti.

Baca juga: Yoav Gallant, Panglima Perang Israel Mengisyaratkan Invasi Darat Segera ke Lebanon

Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Militer Israel, Selasa (1/10/2024) menyatakan telah memulai invasi darat ke Lebanon Selatan untuk memerangi Hizbullah. (khaberni/HO)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, Israel mengirim pasukan darat ke Lebanon selatan yang menentang seruan global untuk de-eskalasi.

Perdana Menteri Najib Mikati mengatakan Lebanon menghadapi “salah satu fase paling berbahaya dalam sejarahnya”.

Tentara Israel mengatakan pihaknya melakukan “serangan terbatas dan terarah” terhadap Hizbullah setelah membunuh pemimpinnya, Hassan Nasrallah, pada hari Jumat.

Pasukan Israel terus melancarkan serangan udara di Lebanon, termasuk di beberapa wilayah di Beirut selatan.

Setidaknya 95 orang tewas dalam serangan pada hari Senin, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Serangan Israel terhadap kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah menewaskan sedikitnya 13 orang, tujuh di antaranya anak-anak.

Militer Israel telah mengumumkan dimulainya serangan darat di Lebanon selatan, sementara serangan udara terus berlanjut di seluruh negeri, termasuk di kota Daoudiya, tempat 10 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah.

Rumah Munir al-Maqdah, seorang brigadir jenderal di Brigade Syuhada Al-Aqsa yang bersekutu dengan Fatah di Lebanon, juga dibom di kamp pengungsi Ein al-Hilweh di Sidon, menewaskan lima orang.

Baca juga: Merasa Terancam, Israel Akan Targetkan Serangan Darat ke Benteng Pertahanan Hizbullah di Perbatasan

Laporan media lokal menunjukkan al-Maqdah selamat dari upaya pembunuhan Israel, tetapi putranya terbunuh dalam serangan itu, yang menandai serangan pertama – dalam pertempuran saat ini – oleh Israel terhadap kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon.

Serangan mematikan militer Israel terus berlanjut di seluruh Gaza, termasuk di Kota Gaza, di mana sebanyak enam orang tewas dalam serangan terhadap sebuah sekolah yang melindungi warga Palestina yang mengungsi.

Dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Israel, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan bahwa Iran akan menghadapi “konsekuensi serius” jika melakukan “serangan militer langsung terhadap Israel”.

Di Gaza, sebanyak 41.615 orang tewas dan 96.359 orang terluka akibat serangan Israel sejak Oktober.

Di Israel, sebanyak 1.139 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.

Sementara itu, Iran akhirnya bergerak.

Ratusan rudal diluncurkan Iran ke wilayah pendudukan Israel sebagai balasan atas kematian Nassan Nasrallah dan Ismail Haniyeh.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini