News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Iran Vs Israel

Eks Pejabat CIA Anggap Iron Dome Israel Suatu 'Kegagalan', Rudal Iran Sukses Hantam Sasaran

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto rudal Iran. Sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel sebagai suatu “kegagalan”.

TRIBUNNEWS.COM – Seorang mantan analis dinas intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA bernama Larry Johnson menyebut sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel sebagai suatu “kegagalan”.

Johnson mengklaim rudal-rudal yang ditembakkan Iran pada Selasa malam, (1/10/2024), berhasil menembus Iron Dome.

“Saya sudah melihat videonya dan Anda bisa melihat rudal terus menghujani [Israel] dan menghantam target. Israel melarang pemberitaan,” ujar Johnson dikutip dari Spunik News.

Dia mengatakan Israel tak ingin warganya mengetahui apa yang telah terjadi.

Iran, menurut Johnson, sudah memastikan rudalnya tidak akan menghantam warga sipil Israel.

“Mereka [Iran] tak akan bertindak seperti Israel. Mereka benar-benar memikirkan diri mereka, jika Anda akan melakukannya, lebih manusiawi, lebih terhormat, dan oleh kebajikan tindakan mereka, saya pikir mereka bisa melakukan hal itu.”

Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) mengatakan serangan ke Israel itu adalah balasan atas serangan Israel yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.

Sistem pertahanan Israel mencoba mencegat serangan roket balistik Iran yang ditembakkan ke negara Yahudi itu di dekat kota utara Baqa al-Gharbiya pada Selasa malam, 1 Oktober 2024. (AFP)

Johnson menyebut Iran terpaksa menyerang Israel karena AS hanya memberikan jaminan palsu. Jaminan itu ialah bahwa Israel akan berhenti menyerang tetangganya setelah membunuh Haniyeh.

Pada bulan April lalu Iran juga menyerang Israel setelah negara Zionis itu mengebom Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah. Serangan itu menewaskan dua jenderal Iran.

Iran menyebut serangan bulan April sebagai Operasi Janji Sejati, sedangkan serangan terbaru beberapa hari lalu sebagai Operasi Janji Sejati II.

Operasi yang terakhir ini lebih besar daripada operasi sebelumnya yang memperlihatkan ditangkisnya sebagian besar rudal dan pesawat nirawak (drone) Iran oleh Iron Dome.

Baca juga: Presiden Iran Olok-Olok Pertahanan Zionis, Sebut Iron Dome Israel Lebih Rapuh daripada Kaca

Dalam serangan pada Selasa malam, Iran dilaporkan sukses menyerang target-target militer Israel, termasuk pangkalan udara yang menjadi kandang jet tempur F-35 buatan AS.

Johnson menyebut jet itu akan menjadi senjata penting dalam setiap invasi Israel ke Lebanon.

Dia membandingkan Iron Dome dengan sistem pertahanan udara Patriot milik AS. Menurut dia, AS tidak mampu mengisi kembali sistem itu dengan cepat sehingga memungkinkan Israel untuk menghadapi perang atrisi jangka panjang.

“Saya pikir Israel berada dalam situasi serupa. Iran memberi tahu Israel, ‘Jika kalian melancarkan serangan lain terhadap kami untuk pembalasan apa pun, kami akan menyerang kalian lebih keras lain kali dan dengan lebih mematikan.’”

“Saya tidak mengesampingkan kemungkinan Israel akan berupaya meluncurkan beberapa senjata konvensional ke Iran, tetapi saya pikir senjata itu akan dikalahkan,” kata dia.

Serangan Iran terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) dinilai merupakan serangan rudal balistik terbesar dalam sejarah konflik kedua negara. (Wisam Hashlamoun/Anadolu)

Dia mengatakan Israel mungkin tergoda untuk mencoba menggunakan senjata nuklir untuk menyerang target di Iran.

“Jika itu terjadi, kita akan berada dalam dimensi berbeda, dan ini akan menjadi sangat serius. Sekarang situasinya sudah serius, tetapi situasi akan menjadi senuhnya membahayakan.”

Menurut Johnson, Israel tak akan mampu menghadapi konflik bersenjata melawan banyak musuh, bahkan jika AS membantu Israel.

“Israel tidak dalam posisi untuk bertempur dalam perang multifront dan Israel tak punya kedalaman strategi untuk menghadapi perang atrisi.”

“Israel tak akan mampu melenyapkan Hizbullah dalam seminggu. Israel bahkan tak bisa mengalahkan Hamas dalam 12 bulan. Israel tak akan mampu mengalahkan Suriah, mengalahkan Houthi, atau mengalahkan Iran. Inilah yang gagal dipahami Israel."

Baca juga: Pertama Kalinya, Irak Serang Israel Pakai Pesawat Canggih, Kecepatan Tinggi Mampu Tembus Iron Dome

Johnson mengatakan Israel tak punya kemampuan untuk menjalankan operasi seperti itu dalam waktu lama.

Adapun jika kapal AS yang membantu menangkis serangan Iran berada di lepas pantai Iran, kapal itu mungkin akan diserang Iran.

“Israel masih dalam bahaya, terlepas dari omong kosong khayalan pendukung ekstrem Zionis yang berkata, ‘Oh, Iran tidak menyentuh kami, Iran tidak menyakiti kami sama sekali.’ Omong kosong.”

Pangkalan jet F-35 Israel rusak parah

Seorang pejabat keamanan Israel mengklaim Israel dan AS berhasil menangkis banyak rudal Iran. Meski demikian, beberapa rudal menghantam bangunan secara langsung.

Video yang diunggah oleh militer Israel memperlihatkan sebuah sekolah di Kota Gadera rusak parah karena rudal Iran.

Sementara itu, foto yang diambil dari satelit menunjukkan Pangkalan Udara Nevatim rusak. Pangkalan itu adalah salah satu pangkalan terpenting Israel dan berisi jet tempur F-35 buatan AS.

Hanggar pesawat tampak rusak. Terdapat lubang besar pada atapnya. Puing-puing berserakan di area itu.

Citra satelit tampaknya mengungkap bahwa rudal Iran menghantam dan merusak sebuah bangunan di pangkalan udara Nevatim Israel. (X/Twitter)

Pangkalan Nevatim memiliki empat landasan pacu dan terletak di Gurun Negev. Luas areanya mencapai sekitar 50 km.

Di sana ada tiga skuadron F-35, pesawat transport C-130, pesawat tanker Boeing 707, dan pesawat pengintai.

Setidaknya ada tujuh video berbeda yang memperlihatkan hantaman 20 hingga 30 rudal balistik Iran.

Beberapa sumber mengatakan rudal itu menyebabkan kerusakan parah di pangkalan. Bahkan, 20 jet tempur diklaim hancur.

Militer Israel mengakui bahwa sebagian pangkalan udaranya dihantam rudal Iran. Menurut Israel, bangunan kantor dan area perawatan di pangkalan telah rusak.

Namun, Israel mengklaim tidak ada jet tempur, pesawat nirawak, pesawat lain, amunisi, dan infrastruktur lain yang rusak.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini