Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyimpulkan AS Dorong Invasi Darat Israel ke Lebanon
TRIBUNNEWS.COM- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyimpulkan, melalui penilaian perang di Timur Tengah dan Afrika, bahwa agar keamanan dapat terwujud, keamanan tersebut harus setara dan tidak dapat dibagi-bagi untuk semua negara, atau keamanan tidak akan ada sama sekali.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat telah mendorong Israel untuk memperluas zona perangnya ke Lebanon dengan tidak mengutuk upaya invasi darat Tel Aviv di Lebanon selatan.
Dalam sebuah pernyataan, diplomat tinggi Rusia mengatakan, Sejak Israel melancarkan invasi darat ke Lebanon pada malam 1 Oktober, belum ada satu pun kata kecaman dari pemerintah AS tentang tindakan agresi terhadap negara berdaulat ini, seraya menambahkan bahwa Dengan cara ini, Washington sebenarnya mendorong sekutu Timur Tengahnya untuk terus memperluas zona perang .
Menurut Lavrov, yang menyoroti perkembangan tragis dan tidak dapat diterima terkait perang tersebut, yang oleh Federasi Rusia disebut sebagai konflik antara negara-negara Arab dan pendudukan Israel, khususnya di lokasi-lokasi seperti Lebanon, Yaman, Laut Merah, Teluk Aden, Sudan, dan titik-titik panas lainnya di Afrika, ada kenyataan penting yang harus diakui,
"Keamanan haruslah setara dan tidak dapat dibagi-bagi untuk semua orang, atau tidak akan ada satu pun."
Dalam konteks ini, Lavrov juga mengutuk praktik pembunuhan rutin yang dilakukan pendudukan Israel yang telah terjadi di Timur Tengah dan di Teheran, dan juga mengutuk upaya Israel untuk melanggar kedaulatan Lebanon di perbatasan selatan Lebanon saat negara itu berupaya melakukan invasi darat ke Lebanon.
Rusia khawatir atas tanda-tanda Israel kemungkinan menyerang Iran.
Rusia telah menyatakan kekhawatirannya atas sinyal "Israel" yang menunjukkan potensi "serangan balasan" terhadap Iran, yang dapat melibatkan penargetan fasilitas nuklir Iran.
Dalam sebuah pernyataan kepada Sputnik pada hari Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menekankan bahwa mempertimbangkan skenario seperti itu tidak dapat diterima.
Ia menyatakan kekhawatiran yang mendalam, dan menekankan bahwa setiap eskalasi perang saat ini dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius.
"Saya juga ingin mengatakan bahwa fasilitas nuklir, dalam kasus apa pun, harus selalu dijauhkan dari konflik apa pun," tegas Ryabkov.
Ia juga menekankan perlunya masyarakat internasional, termasuk IAEA dan para pemimpinnya, untuk berbicara dan mengutuk pertimbangan skenario semacam itu.
Hal ini terjadi tak lama setelah media Israel melaporkan dengan mengutip pejabat Israel bahwa Israel mungkin menanggapi serangan rudal balistik Iran yang signifikan pada hari Selasa dengan menargetkan infrastruktur strategis, seperti rig gas atau minyak, atau dengan menyerang langsung lokasi nuklir Iran.
SUMBER: AL MAYADEEN