TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah membantah berita yang mengatakan Hizbullah telah kehilangan kontak dengan salah satu pemimpin seniornya, Hashem Safieddine, yang dipandang sebagai calon pengganti pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, sejak Jumat (4/10/2024).
Berita tersebut muncul setelah serangan udara Israel di lingkungan Dahiyeh di Beirut, yang mengutip sumber keamanan Lebanon.
"Kami tidak memiliki sumber apa pun di Hizbullah dan posisi resmi kami dikeluarkan melalui pernyataan yang dirilis oleh media resmi Hizbullah," kata Hizbullah dalam pernyataannya, Sabtu (5/10/2024).
"Beberapa media menerbitkan berita yang mereka kaitkan dengan 'sumber-sumber di Hizbullah' terkait dengan nasib pejabat partai setelah penggerebekan brutal di pinggiran selatan," lanjutnya, merujuk pada pemberitaan sejumlah media.
"Kami menegaskan kembali, kami tidak memiliki 'sumber' di dalam partai (Hizbullah) dan posisi resmi kami berasal dari hubungan media," tambahnya.
Menurut Hizbullah, sejumlah media menerbitkan berita palsu dan mendukung propaganda Israel.
"Beberapa media, terutama sejumlah situs web, menerbitkan berita palsu dan rumor tidak berharga terkait status organisasi sejumlah pejabat senior Hizbullah mereka yang telah mengeksploitasi pena dan lidah mereka yang mengabdi kepada pendudukan Zionis (Israel)," lanjutnya.
Calon Pengganti Hizbullah, Hashem Safieddine Dikabarkan Hilang Kontak
Sebelumnya, sejumlah media termasuk Al Jazeera merilis berita yang mengatakan Hizbullah kehilangan kontak dengan Hashem Safieddine, yang disebut akan menjadi pengganti Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah yang dibunuh Israel pada 27 September lalu.
Hashem Safieddine, yang merupakan sepupu Hassan Nasrallah, disebut menjadi sasaran pembunuhan oleh Israel.
Selain itu, media Arab, Aawsat, juga merilis berita tersebut.
Baca juga: Laporan Terbaru: Israel Butuh Waktu 9 Tahun Ledakkan Ribuan Pager Hizbullah
"Calon pengganti pemimpin Hizbullah yang terbunuh, Hassan Nasrallah, tidak dapat dihubungi sejak Jumat, kata sumber keamanan Lebanon pada Sabtu, setelah serangan udara Israel yang dilaporkan menargetkannya," lapor Aawsat.
Sebelumnya, Israel diduga menargetkan Hashem Safieddine dengan meluncurkan serangan berturut-turut di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Kamis (3/10/2024) lalu.
Setidaknya Israel meluncurkan 11 serangan dalam aksi tersebut.
Laporan Axios mengatakan Hashem Safieddine kemungkinan bersembunyi di bunker bawah tanah.