Banjir Al-Aqsa: Kronologi Lengkap Operasi Militer 7 Oktober yang Memicu Perang Besar
TRIBUNNEWS.COM - Operasi militer yang dikenal sebagai Banjir Al-Aqsa menandai titik balik yang signifikan dalam proyek kolonial Israel selama puluhan tahun.
Operasi militer ini ditandai oleh serangkaian operasi terkoordinasi dari milisi Perlawanan Palestina dan respons militer Israel.
Baca juga: Satu Tahun Operasi Banjir Al Aqsa, Abu Obaida: Israel Gagal Paham Sifat Milisi Perlawanan Palestina
Setahun setelah peristiwa tersebut, berikut adalah apa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023, secara rinci selama operasi pembobolan 'penjara' terbesar di dunia, yang terus memengaruhi proyek-proyek kolonial barat di wilayah tersebut.
Baca juga: Kepada DK PBB, China Sebut Gaza bak Penjara Terbuka, Kritik Dermaga Apung yang Dibangun AS
7 Oktober 2023 – Peluncuran Operasi
* Pada pagi hari, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Israel, yang diberi nama “Operasi Banjir Al-Aqsa.”
Operasi ini merupakan respons langsung terhadap serangan Israel yang terus berlanjut terhadap warga Palestina dan pengepungan di Gaza selama bertahun-tahun.
* Operasi tersebut melibatkan kombinasi serangan udara, laut, dan darat, dengan para pejuang milisi perlawanan menyusup ke beberapa pemukiman di wilayah Gaza.
* Muhammad Deif, pemimpin militer Brigade Qassam, mengumumkan operasi tersebut, menggambarkannya sebagai serangan terbesar terhadap Israel dalam beberapa dekade.
* Serangan awal termasuk peluncuran lebih dari 5.000 roket yang menargetkan berbagai lokasi di seluruh negara pendudukan dalam 20 menit pertama.
Hari 1 – Serangan Darat dan Udara
* Pejuang milisi perlawanan menerobos pagar yang digunakan untuk mengepung jalur tersebut, menggunakan sepeda motor, SUV, dan berjalan kaki, dan mencapai beberapa lokasi militer, termasuk Zikim, Sderot, dan Kfar Aza.
Mereka juga menargetkan wilayah yang lebih jauh dengan serangan rudal di Tel Aviv, Lod, Yerusalem, Ashdod, dan Be'er Sheva.
* Tentara Israel melaporkan bahwa Hamas memulai operasi ganda yang mencakup tembakan roket dan infiltrasi personel bersenjata ke wilayah yang diduduki Israel.
* Brigade Al-Qassam membagikan gambar tentara Israel yang ditangkap dan melaporkan telah menyandera sedikitnya 35 orang Israel.
* Laporan korban awal menunjukkan lebih dari 40 korban tewas di pihak Israel dan sekitar 750 orang terluka akibat operasi mendadak dan penggunaan Protokol Hannibal oleh Israel, yang menewaskan tentara dan pemukim Israel di samping sejumlah pejuang milisi perlawanan.
Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas
Hari ke-2 – Meningkatnya Kekerasan
* Siaran media-media Israel melaporkan bahwa jumlah korban tewas dari operasi awal perlawanan meningkat menjadi lebih dari 300, dengan lebih dari 1.590 orang terluka.
Beberapa bulan kemudian, Haaretz mengonfirmasi bahwa tank-tank Israel secara acak menembaki semua orang di daerah itu, menewaskan tentara dan pemukim Israel.
* Juru bicara Brigade Al-Qassam menyatakan bahwa jumlah tentara Israel yang ditangkap jauh melebihi apa yang diperkirakan pejabat Israel.
* Mantan kepala Mossad menyatakan di CNN bahwa tidak ada peringatan mengenai operasi tersebut, yang menunjukkan adanya kejutan yang besar.
* Serangan udara Israel mengakibatkan kerusakan besar dan menargetkan warga sipil.
* Laporan menunjukkan sekitar 750 warga Israel hilang dan tentara Israel mulai mengevakuasi penduduk dari wilayah Gaza.
Hari ke-3 – Meningkatnya Korban dan Mobilisasi Militer
* Radio Tentara Israel melaporkan bahwa komandan pangkalan Tze'elim terluka saat bentrokan di Sderot.
* Jumlah korban tewas di pihak militer Israel mencapai 1.000 orang, dengan perkiraan lebih dari 150 orang ditawan oleh pihak perlawanan.
* Kementerian Kesehatan melaporkan sedikitnya 436 warga Palestina, termasuk 91 anak-anak, tewas, dan ribuan lainnya terluka.
Setidaknya 7 lokasi militer Israel menjadi sasaran perlawanan Palestina pada hari pertama Operasi Banjir Al-Aqsa.
Hari ke-4 – Serangan Israel dan Respons Internasional
* Tentara Israel mengumumkan penguasaan seluruh wilayah Gaza, dan mengklaim tidak ada lagi bentrokan dengan pejuang perlawanan.
* Laporan menunjukkan bahwa Angkatan Udara Israel mengangkut ratusan tentara dari Eropa ke Israel.
* Serangan udara Israel yang kembali terjadi di Gaza mengakibatkan semakin banyaknya korban jiwa di kalangan warga sipil, termasuk wartawan.
* PBB melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah pengungsi di Gaza, melampaui 187.000.
* Amerika Serikat mengonfirmasi dukungan militer yang berkelanjutan untuk Israel, termasuk pengiriman senjata, dan memperingatkan Iran agar tidak terlibat.
* Tentara Israel merilis nama 38 tentara tambahan yang tewas, sehingga totalnya menjadi 124 sejak dimulainya Operasi Banjir Al-Aqsa.