Setiap serangan serius terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
"Kami menindaklanjuti masalah ini dengan tentara Israel," kata UNIFIL, seperti diberitakan Al Arabiya.
Israel Minta UNIFIL Pergi dari Lebanon
Alih-alih mematuhi Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresi di Lebanon, Israel justru meminta UNIFIL untuk pergi dari Lebanon.
Israel meminta UNIFIL bergerak lima kilometer ke utara untuk menghindari bahaya ketika Israel meningkatkan serangan yang diklaim menargetkan Hizbullah di Lebanon selatan.
UNIFIL menolak permintaan Israel untuk mengevakuasi pasukan penjaga perdamaian itu dari posisi mereka di Lebanon selatan, dekat perbatasan Israel.
“Tentara penjaga perdamaian masih tetap berada di sana, di semua lokasi di selatan," kata juru bicara pasukan penjaga perdamaian, Andrea Tenenti kepada Axios, pada hari Kamis.
“Kami terus mendesak Lebanon dan Israel untuk kembali pada Resolusi Dewan Keamanan 1701, dengan tindakan dan bukan hanya kata-kata, karena ini adalah satu-satunya solusi yang layak untuk memulihkan stabilitas di kawasan," tambahnya.
Sebelumnya, tentara Israel (IDF) meluncurkan serangan udara skala besar ke Lebanon selatan sejak Senin (23/9/2024) dan memulai serangan darat pada Selasa (1/10/2024), seperti diberitakan Al Arabiya.
Israel membunuh pemimpin Hizbullah, Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah dalam serangan udara di Distrik Dahiya, pinggiran Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.065 jiwa dan 97.886 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (10/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel