News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Serakah, Menteri Israel Smotrich Ingin Taklukkan Tanah Arab: Saya Ingin Negara Yahudi

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Israel dan pemimpin Partai Religius Zionis Bezalel Smotrich menghadiri pertemuan di parlemen, Knesset, di Yerusalem pada 20 Maret 2023.

TRIBUNNEWS.com - Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait keinginannya mendirikan negara Yahudi.

Dalam film dokumenter berjudul In Israel: Ministers of Chaos, Smotrich menyarankan perluasan "Israel Raya" tak hanya meliputi wilayah Palestina.

Ia mengatakan batas Israel di masa depan akan melampau Sungai Yordan "sedikit demi sedikit".

Menteri sayap kanan itu juga mengklaim, Yerusalem pada akhirnya akan meluas hingga Damaskus di Suriah.

Hal ini, kata dia, sejalan dengan ideologi "Israel Raya" yang didasarkan pada interpretasi keagamaan tentang "tanah yang dijanjikan".

Ia juga merinci keinginannya untuk menaklukkan tidak hanya seluruh wilayah Palestina hingga Sungai Yordan dan Damaskus, tapi juga wilayah yang membentang hingga Irak dan Arab Saudi, dikutip dari The Cradle.

Saat ditanya tentang tujuannya, Smotrich mengatakan, "Saya menginginkan negara Yahudi. Negara yang dijalankan berdasarkan nilai-nilai orang Yahudi."

Pewawancara kemudian bertanya kepada Smotrich, apakah menurutnya, batas negara Yahudi harus melampaui Sungai Yordan.

"Tentu saja, tapi perlahan-lahan. Para pemuka agama kita dulu mengatakan masa depan Yerusalem akan meluas hingga ke Damaskus," jawabnya.

Sebelumnya, Smotrich juga telah mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dengan mengatakan Palestina "harus dihapus dari muka bumi."

Sebagai informasi, konsep "Israel Raya" memuat rencana perluasan wilayah Israel ke Palestina, Suriah, dan Yordania, meskipun batas-batas pastinya belum ditetapkan, dilansir Anadolu Ajansi.

Baca juga: Gagal Total, 4 Tujuan Israel di Gaza Tak Ada yang Tercapai

Israel saat ini menguasai Palestina dari wilayah Laut Mediterania hingga Sungai Yordan, termasuk Tepi Barat yang diduduki.

Sejak menguasai Tepi Barat pada 1967, Israel telah membangun pemukiman Yahudi ilegal di kawasan tersebut.

Sejak dimulainya genosida Gaza pada Oktober 2023, banyak tentara, tokoh media, dan politisi Israel telah menyatakan dengan jelas, mereka ingin menaklukkan Gaza demi membangun pemukiman Yahudi.

Mereka mengatakan Gaza harus dihancurkan dan 2,3 juta penduduk Palestina harus diusir secara paksa, baik ke Mesir melalui darat atau ke Eropa dengan perahu, untuk memungkinkan pemukiman Yahudi.

Beberapa prajurit Israel memperjelas tujuan tambahan untuk menaklukkan wilayah Arab hingga Suriah dan Irak melalui tambalan yang mereka kenakan pada seragam mereka.

Ingin Musnahkan Hamas

Diketahui, Israel pernah menyampaikan, tujuan genosida di Gaza adalah untuk memusnahkan kelompok militan Palestina, Hamas, dan melemahkan kemampuan militernya.

Israel juga memastikan, Hamas tak akan lagi menjadi ancaman bagi negara itu.

Untuk mengupayakan tujuan tersebut, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras memegang posisi strategis Israel di wilayah Philadelphia dan Netzarim di Gaza selatan dan tengah.

Dikutip dari Al Jazeera, Netanyahu juga menegaskan ia tak akan menerima Hamas kembali mengontrol Gaza.

Anggota Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas. Qassam dilaporkan memulihkan kekuatannya dengan membentuk jaringan milisi baru di wilayah-wilayah di Jalur Gaza yang ditinggalkan pasukan Israel saat fokus berperang di front utara guna memukul mundur gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah. (khaberni)

Baca juga: Israel Ubah Gaza Jadi Tempat Paling Mematikan bagi Jurnalis, 175 Tewas selama Satu Tahun Genosida

Sementara, Hamas telah menuntut penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan pemulangan tanpa hambatan bagi warga sipil yang mengungsi.

Diketahui, Israel menggunakan poros Netzarim, yang memisahkan Gaza menjadi dua bagian, untuk menghalangi pergerakan warga sipil menuju tempat yang lebih aman.

Poros itu, lapor Institute for the Study of War, juga digunakan Israel untuk mengisolasi brigade-brigade Hamas.

Meski demikian, tak diketahui secara pasti apa rencana Netanyahu untuk mencapai tujuan tersebut.

Lalu, apakah Hamas sudah berhasil dikalahkan?

Beberapa waktu lalu, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, mengatakan Hamas tak bisa dimusnahkan begitu saja.

"Gagasan bahwa Hamas dapat dihancurkan, bahwa Hamas telah lenyap - sama saja dengan melemparkan pasir ke mata publik," ujar Hagari dalam wawancara bersama Channel 13 Israel pada Juni 2024, dilansir The Times of Israel.

"Hamas adalah sebuah ideologi. Hamas adalah sebuah partai. Ideologi ini telah mengakar di hati rakyat (Palestina). Siapapun yang berpikir kita bisa melenyapkan Hamas, adalah salah," imbuh Hagari.

Saat itu, Hagari juga memperingatkan, "jika pemerintah tidak menemukan alternatif, (Hamas) akan tetap berada" di Jalur Gaza.

Meski demikian, lima brigade reguler Hamas dilaporkan mengalami kemunduran signifikan.

"Minggu-minggu ini, Hamas mengklaim serangannya terhadap pasukan Israel di Rafah dan Khan Younis telah menurun drastis," lapor Jurnalis Al Jazeera, Soraya Lennie.

Klaim itu membuat analis menyimpulkan, dua brigade Hamas mengalami penurunan.

Analis juga menyebut, tiga brigade Hamas di Gaza tengah dan utara mengalami kekurangan senjata dan personel.

IDF diketahui juga menghancurkan sebagian jaringan terowongan di Gaza.

Tapi, media Israel mengutip pejabat berwenang, melaporkan brigade-brigade Hamas jauh dari "terkalahkan", kata Lennie.

"Militer Israel juga kesulitan mengidentifikasi dan menargetkan struktur keamanan Hamas yang masih utuh."

"Jadi, selama setahun menyerang Gaza, Israel belum benar-benar mencapai satu dari tiga tujuannya," jelas Lennie.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini