TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Chechnya atau Chechen, Ramzan Kadyrov, siap mendeklarasikan "perseteruan berdarah" terhadap tiga politisi dari wilayah Kaukasus Utara Rusia, yang memunculkan kemungkinan terjadinya bentrokan antaretnis yang signifikan, Irish Star melaporkan.
Ragam etnis Kaukasus Utara, yang sebagian besar beragama Islam, meliputi beberapa republik termasuk Chechnya, Dagestan, dan Ingushetia.
Ketegangan yang sudah berlangsung lama antara Chechnya dan Dagestan, yang dipicu oleh perselisihan teritorial dan perbatasan, berada di ambang konflik.
Ramzan Kadyrov, yang dikenal karena pemerintahannya yang kejam, tampaknya memicu perselisihan terhadap republik-republik tetangga karena secara terbuka mengkonfrontasi dua politisi Dagestan dan satu politisi Ingushetia.
Kadyrov menuding senator Dagestan, Suleyman Kerimov, serta dua wakil Duma Negara, Bekkhan Barakhoyev, dari Ingushetia dan Rizvan Kurbanov dari Dagestan, merencanakan percobaan pembunuhan terhadapnya.
Dalam sebuah pertemuan dengan para pejabat tinggi, Kamis (10/10/2024), Kadyrov menyatakan:
“Ada saksi mata, orang-orang yang mereka perintahkan [untuk melakukan pembunuhan], bertanya berapa jumlah yang mereka minta sebagai imbalan atas perintah tersebut,” kata Kadyrov, dikutip dari Politico.
"Jika mereka tidak dapat membuktikan sebaliknya, saya akan secara resmi menyatakan perseteruan berdarah."
Anton Gerashchenko, yang pernah menjadi penasihat di Kementerian Dalam Negeri Ukraina, mengatakan pertikaian antara Suleyman Kerimov dan Ramzan Kadyrov adalah yang paling "serius" dalam satu dekade.
"Ada diskusi serius di Rusia yang dapat menyebabkan perang antara orang Chechen dan Dagestan," tulisnya di saluran media sosial X miliknya.
Sebuah catatan dari Kementerian Dalam Negeri Dagestan mengatakan konflik berdarah yang diuraikan oleh pemimpin Chechnya dan tuduhan perencanaan pembunuhannya secara serius mengganggu situasi di Kaukasus Utara.
Baca juga: Vladimir Putin Cium Al Quran Saat Datang ke Masjid di Grozny Chechnya, Kadyrov Siap Kerahkan Pasukan
"Menurut analis politik yang dekat dengan Kremlin, tampaknya Moskow tidak lagi mampu memadamkan atau mengendalikan konflik ini," ungkap Gerashchenko.
"Ada rumor bahwa Garda Nasional Rusia dan pasukan Kementerian Dalam Negeri akan dikerahkan kembali ke Kaukasus Utara, dan ada kemungkinan juga bahwa kelompok tentara akan diperkuat."
Gerashchenko menyebut Kadyrov mungkin perlu memanggil kembali unit Akhmat dari Ukraina karena ketegangan tampaknya akan meningkat.