News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-968: Zelensky Minta Diundang Gabung NATO

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbicara dalam konferensi tahunan Platform Krimea di Kyiv, Ukraina, pada Jumat (13/9/2024). - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky desak pemimpin Eropa mengeluarkan undangan langsung bagi negaranya untuk bergabung dengan NATO.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina yang telah memasuki hari ke-968 pada Jumat (18/10/2024).

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mendesak para pemimpin Eropa untuk mengeluarkan "undangan langsung" bagi negaranya untuk bergabung dengan NATO, saat menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa di Brussels.

Menurut koresponden The Guardian, Jennifer Rankin, yang melaporkan dari Brussels, undangan langsung untuk bergabung dengan NATO, meskipun dengan keanggotaan di kemudian hari, secara luas dipandang tidak realistis dalam aliansi transatlantik tersebut.

Dikutip dari The Guardian, simak peristiwa lainnya yang telah Tribunnews.com rangkum ini.

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-968:

1. Zelensky klaim Rusia bersiap kerahkan 10.000 tentara Korea Utara

Zelensky mengeklaim pada hari Kamis (17/10/2024), ia memiliki informasi intelijen bahwa Rusia sedang mempersiapkan pengerahan 10.000 tentara Korea Utara dalam perang melawan Kyiv.

Ia menyebutnya sebagai "langkah pertama menuju perang dunia".

Para pejabat Barat mengatakan bahwa mereka mengetahui laporan tersebut, tetapi menanggapinya dengan hati-hati, kantor berita AFP melaporkan.

Seorang pejabat mengutip laporan antara 2.000 dan 12.000 warga Korea Utara, tetapi jika diverifikasi "kemungkinan besar jumlahnya lebih rendah".

2. AS jatuhkan sanksi ke perusahaan Tiongkok

Baca juga: Setahun Perang Israel-Hamas, Hubungan Uni Eropa-Israel Tegang

Amerika Serikat (AS) telah mengungkap sanksi pertamanya terhadap perusahaan-perusahaan yang berbasis di Tiongkok.

Dikatakan, perusahaan-perusahaan tersebut "secara langsung mengembangkan dan memproduksi sistem persenjataan lengkap dalam kemitraan dengan perusahaan-perusahaan Rusia untuk digunakan di Ukraina".

"Sanksi tersebut ditujukan untuk dugaan produksi pesawat nirawak yang telah dikerahkan Rusia dalam perangnya melawan Ukraina," menurut Departemen Keuangan AS.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller mengeklaim ini adalah pertama kalinya Washington benar-benar melihat perusahaan Tiongkok memproduksi sendiri senjata yang kemudian digunakan di medan perang oleh Rusia.

Dua perusahaan yang berbasis di Tiongkok yang dikenai sanksi adalah Xiamen Limbach Aircraft Engine Co dan Redlepus Vector Industry Shenzhen Co.

Perusahaan Perseroan Terbatas Rusia Trading House Vector dan Artem Mikhailovich Yamshchikov juga menjadi sasaran.

Sanksi AS sebelumnya telah menghantam entitas-entitas Tiongkok yang menyediakan komponen-komponen bagi perusahaan-perusahaan Rusia untuk membuat senjata.

3. Norwegia kirim jet F-16 ke Ukraina

Norwegia akan memasok enam jet F-16 ke Ukraina "dalam waktu dekat", kata menteri pertahanan Ukraina Rustem Umerov, pada hari Kamis (17/10/2024) setelah pembicaraan dengan mitranya dari Norwegia, Bjoern Arild Gram.

4. Republik Ceko pasok amunisi artileri ke Ukraina

Upaya pengadaan amunisi artileri yang dipelopori Republik Ceko untuk Ukraina harus terus berlanjut hingga 2025, demikian pernyataan perdana menteri Ceko, Denmark, dan Belanda.

Skema tersebut, akan memberikan Ukraina 500.000 peluru tahun ini.

Sebanyak 18 negara termasuk Kanada, Jerman, dan Portugal telah mendaftar untuk membantu.

Upaya tersebut, sebagian menebus kegagalan UE dalam memenuhi janjinya untuk memasok satu juta peluru ke Ukraina pada akhir Maret tahun ini.

Sekutu barat Ukraina bersaing dengan Rusia untuk membeli amunisi di pasar di luar Eropa.

5. Pembersihan ranjau di Ukraina

Puluhan negara berkomitmen pada hari Kamis untuk membantu membersihkan Ukraina dari sejumlah besar ranjau dan bahan peledak, yang mencemari hampir seperempat wilayahnya.

Selama konferensi dua hari di Swiss, lebih dari 40 negara mendukung Seruan Aksi Lausanne, kata penyelenggara.

Bank Dunia memperkirakan bahwa pembersihan ranjau di Ukraina akan menelan biaya sekitar US$37 miliar.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini