Pengiriman sistem THAAD ini cukup membingungkan.
Sebelumnya, AS telah memberikan peringatan kepada Israel.
AS memperingatkan Israel agar tidak menargetkan infrastruktur penting Iran, termasuk fasilitas nuklir dan minyak, dikutip dari Al Mayadeen.
Menurut AS, eskalasi semacam itu dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan.
Pernyataan ini menjawab desakan dari tiga negara Teluk yang mendesak AS untuk mencegah "Israel" mengebom aset minyak Iran.
"Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar menolak mengizinkan "Israel" terbang di atas wilayah udara mereka untuk melakukan serangan terhadap Iran dan telah memberi tahu Washington tentang hal ini," tulis Bloomberg.
Seseorang yang mengetahui percakapan di Washington mengakui bahwa pejabat Teluk telah berkomunikasi dengan kolega mereka di Amerika Serikat untuk mengungkapkan kekhawatiran tentang kemungkinan luasnya pembalasan Israel.
Baca juga: Kematian Sinwar, Israel Makin Benci Sekjen PBB, China Serukan Gencatan Senjata, Rusia Cemaskan Gaza
Sebagai informasi, Iran telah meluncurkan sekitar 180 rudal pada 1 Oktober 2024.
Serangan ini merupakan balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, bersama target lain, termasuk Hassan Nasrallah dari Hizbullah dan seorang pemimpin Garda Revolusi, Abbas Nilforushan.
Atas serangan tersebut, Israel mengakui bahwa pangkalan udaranya mengalami kerusakan besar.
Israel juga berjanji untuk melancarkan serangan balasan terhadap Iran.
Namun hingga saat ini, Israel belum memutuskan tindakan apa yang akan diambil untuk membalas serangan Iran.
Iran telah membela tindakannya, dengan mengutip Pasal 51 Piagam PBB, yang menegaskan hak negara-negara anggota untuk menggunakan kekuatan dalam membela diri terhadap serangan bersenjata.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait THAAD, Israel dan Amerika Serikat