Media AS: Taktik Brigade Al Qassam Hamas di Gaza Utara Membuat Mereka Sulit Dikalahkan Israel
TRIBUNNEWS.COM - Media Amerika Serikat (AS), The New York Times mengutip analis militer dan tentara Israel melaporkan taktik perang gerilya - yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Gaza utara - membuat mereka sulit dikalahkan militer Israel (IDF).
Sumber-sumber ini, menurut laporan itu, mengatakan kalau Hamas mempunyai cukup petempur dan amunisi untuk "menyeret Israel dalam perang yang lambat dan tanpa kemenangan."
Baca juga: Komandan Brigade Lapis Baja ke-401 Israel Tewas di Jabalia, Hamas Solid Sepeninggal Yahya Sinwar
Ulasan itu menunjukkan apa yang dia gambarkan sebagai taktik "hit and run", memungkinkan Brigade Al Qassam merugikan Israel dan menghindari kekalahan.
The New York Times menjelaskan, terbunuhnya seorang komandan brigade tentara Israel di Gaza utara pada Minggu, menegaskan kalau sayap militer Hamas, meskipun tidak mampu beroperasi sebagai milisi dan tentara tradisional, masih menjalankan perang gerilya yang kuat.
Baca juga: Rincian Penargetan Komandan Brigade 401 Israel di Jabalia, Al Qassam: 12 Infanteri IDF Kena Bom TV
Ulasan juga menunjukkan kalau serangan mendadak yang menewaskan seorang perwira senior Israel itu menunjukkan bagaimana Hamas telah bertahan selama hampir satu tahun sejak Israel menginvasi Gaza akhir Oktober lalu.
"Qassam kemungkinan besar akan mampu melakukan hal yang sama bahkan setelah pemimpinnya, Yahya Sinwar, gugur dalam konfrontasi dengan tentara pendudukan Israel pekan lalu," kata laporan tersebut dikutip Khaberni, Selasa (22/10/2024).
Jaringan Terowongan Masih Utuh
Menurut New York Times, para analis dan tentara Israel mengatakan bahwa pejuang Hamas yang tersisa bersembunyi di balik bangunan-bangunan yang hancur dan jaringan terowongan bawah tanah yang luas.
Banyak di antara terowongan tetap utuh meskipun ada upaya Israel untuk menghancurkannya.
Pernyataan-pernyataan ini muncul mengingat kerugian yang diderita pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza utara, dan ketidakmampuan mereka selama berminggu-minggu untuk menyelesaikan pertempuran dengan pejuang perlawanan meskipun terjadi pengepungan yang menyesakkan dan penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia.
Tentara pendudukan Israel mengumumkan - pada hari Minggu - pembunuhan komandan Brigade 401, Kolonel Ihsan Daqsa, dan cedera serius terhadap perwira lainnya dalam pertempuran di Jabalia, utara Jalur Gaza.
Ini adalah kematian perwira dengan pangkat tertinggi yang terbunuh sejak awal invasi darat ke Jalur Gaza setahun yang lalu.
Radio Tentara Israel mengatakan bahwa Kolonel Daqsa didampingi oleh 3 petugas lainnya di dua tank di dalam Jabalia di zona pertempuran, dan menambahkan bahwa dia dan petugas meninggalkan tank sejauh 20 meter.
Ketika mereka bergerak, sebuah alat peledak diledakkan pada mereka. .
Radio Tentara Israel menambahkan kejadian yang menewaskan Kolonel Daqsa dan melukai 3 perwira, termasuk wakil komandan Divisi 162 dan komandan Batalyon 52.
Laporan juga mencatat kalau Daqsa termasuk di antara 4 perwira berpangkat kolonel yang tewas sejak awal. perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.