TRIBUNNEWS.COM -- Selama serangan Israel terhadap Iran pada Jumat hingga Sabtu (26/10/2024) pagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Urusan Militer Yoav Gallant raib.
Ternyata keduanya bersembunyi ke lokasi perlindungan atau bunker untuk mengamankan keduanya di Tel Aviv.
Sejumlah media setempat dikutip oleh IRNA, dua orang paling bertanggung jawab atas terjadinya serangan ke Gaza, Lebanon dan Iran tersebut ternyata ketakutan.
Baca juga: Mengapa Serangan IDF ke Iran Dinamakan Operasi Hari Pertobatan?
"Mereka takut terhadap adanya serangan balasan," ungkap seorang sumber.
Hal itu terjadi setelah Israel menyerang pusat-pusat militer di Teheran, provinsi barat Ilam, dan provinsi barat daya Khuzestan.
Kantor hubungan masyarakat komando pertahanan udara Iran mengeluarkan pernyataan, yang mengatakan bahwa serangan tersebut menyebabkan kerusakan terbatas dan berhasil dicegat dan dilawan.
Meskipun Iran telah memperingatkan terhadap tindakan nekat Israel, agresi ini tetap terjadi, kata pernyataan itu.
Pernyataan itu juga mendesak masyarakat untuk tetap tenang, menjaga solidaritas, dan hanya mengandalkan berita dari media pemerintah. Pernyataan itu menyerukan kepada bangsa untuk mengabaikan rumor media musuh.
Setidaknya pasukan Israel atau IDF mengerahkan sebanyak 100 jet tempur untuk menyerang wilayah Teheran.
Belasan pesawat yang diluncurkan tersebut adalah jet tempur F-35 Adir, pesawat siluman buatan Amerika Serikat.