News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Keluarga Korban Serangan Hamas di Israel Interupsi Pidato Netanyahu

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil bagian dalam upacara peringatan hari jadi serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang memicu perang di Gaza, di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem pada 27 Oktober 2024.

TRIBUNNEWS.COM - Keluarga korban serangan Hamas menginterupsi pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu selama peringatan 7 Oktober.

Netanyahu berdiri tak bergerak di mimbar selama upacara di Yerusalem saat para hadirin di kerumunan berteriak, menyela pidatonya selama lebih dari satu menit, menurut siaran langsung pidato tersebut.

Dikutip dari Al Arabiya, salah satu pengunjuk rasa berulang kali berteriak, "Ayah saya terbunuh."

Tekanan publik dan diplomatik telah diberikan kepada pemerintahan Netanyahu untuk berbuat lebih banyak untuk mencapai kesepakatan guna mengamankan pembebasan tawanan yang masih ditahan di Gaza.

Kepala mata-mata Israel David Barnea dijadwalkan menuju Doha pada hari Minggu (27/10/2024) untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan untuk memulai kembali negosiasi menuju tercapainya kesepakatan pembebasan sandera Gaza.

Keluarga para sandera yang tersisa bersama dengan beberapa pemimpin Barat telah meminta pemerintah Israel untuk menjadi perantara kesepakatan setelah pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar awal bulan ini.

Pejabat Israel dan AS serta beberapa analis mengatakan Sinwar telah menjadi hambatan utama bagi kesepakatan yang memungkinkan pembebasan 97 sandera yang masih ditawan oleh militan di Gaza, 34 di antaranya menurut militer Israel telah tewas.

Kritikus di Israel juga menuduh Netanyahu menghalangi mediasi untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Sebelumnya pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tindakan militer saja tidak akan mencapai tujuan perang negara itu, yang mencakup membawa pulang para sandera.

"Tidak semua tujuan dapat dicapai melalui operasi militer saja... Untuk mewujudkan tugas moral kita untuk membawa pulang sandera kita, kita harus membuat konsesi yang menyakitkan," kata Gallant dalam pidato terpisah yang menandai peringatan kalender Ibrani serangan Hamas, yang pada tanggal 7 Oktober lalu memicu perang yang sedang berlangsung di wilayah Palestina.

Perang Israel-Hamas

- Jumlah Korban

Israel melancarkan kampanye untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok itu yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, di mana sekitar 1.200 orang tewas dan 251 lainnya disandera.

Baca juga: 2 Skenario Balasan Iran atas Serangan Langsung Israel: Kembali Perang Asimetris atau Serangan Rudal?

Lebih dari 42.924 orang telah tewas di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah itu.

- Ringkasan perkembangan terkini
  • Pasukan Israel menewaskan sedikitnya 53 orang di Gaza pada hari Minggu (27/10/2024), termasuk 46 orang di utara, tempat militer memperketat pengepungan dengan pemboman dan penangkapan massal.
  • Para pejabat mengatakan para korban termasuk dua wartawan lagi, Al Jazeera melaporkan.

    Sehingga jumlah total korban tewas pekerja media di Gaza sejak dimulainya perang Israel menjadi 182.
  • Presiden Mesir el-Sisi mengusulkan gencatan senjata awal dua hari di Gaza untuk menukar empat tawanan Israel dengan tahanan Palestina, diikuti oleh negosiasi lebih lanjut dalam 10 hari.
  • Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan konsesi yang menyakitkan perlu dilakukan jika Israel ingin tawanan yang tersisa di Gaza dibebaskan.
  • Di Lebanon, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk tiga paramedis, dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan negara itu.
  • Presiden Iran Masoud Pezeshkian bersikeras menyampaikan tanggapan yang tepat terhadap serangan Israel di negara itu pada hari Sabtu (26/10/2024).

    Sementara Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengatakan pemerintah telah menerima indikasi tentang kemungkinan serangan menjelang serangan tersebut.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini