TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya akan bertukar informasi intelijen dengan Korea Selatan untuk merespons Korea Utara yang mengirim tentara ke Rusia.
"Selama percakapan telepon, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol sepakat untuk memobilisasi kontak di setiap tingkat antara kedua negara mereka dan untuk meningkatkan pembagian intelijen mengingat pengerahan pasukan Korea Utara oleh Rusia dalam perang melawan Ukraina," menurut laporan Pravda, Selasa (29/10/2024).
Zelensky mengonfirmasi kabar tersebut melalui postingannya di Telegram.
"Kami telah membahas pengerahan pasukan Korea Utara dalam invasi militer Rusia ke Ukraina. Hanya ada satu kesimpulan: perang ini menjadi lebih internasional dan meluas melampaui batas kedua negara," katanya.
"Saya berbagi informasi baru tentang 3.000 tentara Korea Utara yang dipindahkan ke tempat pelatihan militer Rusia di sekitar zona perang, dan jumlah mereka diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 12.000," lanjutnya.
Ia menjelaskan Ukraina dan Korea Selatan akan bekerja sama dalam berbagai hal, termasuk pembagian informasi intelijen.
"Kami telah sepakat untuk meningkatkan pembagian informasi intelijen dan keahlian, memobilisasi kontak di setiap level, termasuk yang tertinggi, guna merancang strategi dan langkah-langkah yang dirancang untuk melawan eskalasi, dan melibatkan mitra bersama kami," katanya.
"Sebagai bagian dari perjanjian ini, Ukraina dan Republik Korea akan bertukar delegasi yang akan mengoordinasikan tindakan bersama dalam waktu dekat," lanjutnya.
Zelensky juga berterima kasih kepada Presiden Korea Selatan atas dukungannya untuk Ukraina, termasuk bantuan keuangan dan kemanusiaan.
Sebelumnya pada Senin (28/10/2024), Pusat Perlawanan Nasional Ukraina melaporkan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah memulai latihan di Oblast Kursk, Rusia.
Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga mengonfirmasi kabar tersebut, sementara Rusia mau pun Korea Utara tidak mengomentari klaim NATO.
Baca juga: Lebih Dari 100.000 Tentara Ukraina Kabur Dalam Tugas
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)