News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bagaimana Cara Kerja Laser Iron Beam Israel?

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laser Iron Beam. Laser Iron Beam Israel memanaskan peluru target di area yang rentan, termasuk mesin atau hulu ledaknya hingga proyektil tersebut hancur.

TRIBUNNEWS.COM - Israel sedang menyiapkan sistem pertahanan laser Iron Beam agar dapat digunakan dalam waktu satu tahun ini.

Tel Aviv berharap Iron Beam akan membawa "era peperangan baru" karena dipakai dalam perang drone dan rudal dengan Iran dan mitra regionalnya.

Negara Yahudi itu menghabiskan lebih dari $500 juta untuk kesepakatan minggu ini dengan pengembang Israel Rafael Advanced Defense Systems, arsitek Iron Dome Israel, dan Elbit Systems untuk memperluas produksi perisai tersebut.

Dijuluki Iron Beam, perisai tersebut menggunakan laser berkekuatan tinggi untuk melawan serangkaian proyektil, termasuk rudal, pesawat nirawak, roket, dan mortir, kata kementerian pertahanan Israel minggu ini.

"Ini menandai dimulainya era baru dalam peperangan," kata Eyal Zamir, Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan, dalam sebuah pernyataan minggu ini, CNN melaporkan.

Lalu, Bagaimana Cara Kerja Laser Iron Beam Israel?

Sistem ini menggunakan laser berdaya tinggi yang ditempatkan di darat.

Dengan jangkauan ratusan meter hingga beberapa kilometer, laser memanaskan peluru target di area yang rentan, termasuk mesin atau hulu ledaknya, hingga proyektil tersebut hancur.

Baca juga: Era Baru Peperangan, Israel Siapkan Laser Iron Beam

Hal ini berbeda dengan cara tradisional Israel dalam menghancurkan rudal dan roket, di mana radar digunakan untuk mengidentifikasi ancaman yang datang dan kemudian rudal pencegat ditembakkan untuk menghancurkan proyektil di udara.

Menurut para ahli, bila dibandingkan dengan Iron Dome, perisai laser akan lebih murah, lebih cepat dan lebih efektif.

Setiap rudal pencegat Iron Dome diperkirakan menelan biaya sekitar $50.000, bahkan mungkin lebih.

"Israel menembakkan dua rudal per pencegatan," kata Yehoshua Kalisky, Peneliti senior di Institute for National Security Studies (INSS) di Tel Aviv.

Israel telah mencegat proyektil hampir setiap hari sejak perang dengan tetangganya di utara dimulai.

"Pada hari Selasa (29/10/2024), sekitar 50 proyektil melintas dari Lebanon selatan ke wilayah Israel," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF)

IDF menambahkan bahwa beberapa di antaranya berhasil dicegat dan yang lainnya tidak.

Rafael Advanced Defense Systems, yang membantu memproduksi Iron Beam, mengatakan bahwa sistem pertahanan laser memiliki "biaya hampir nol per intersepsi ."

Pada tahun 2022, mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengatakan setiap intersepsi berbasis laser diperkirakan hanya menelan biaya $2.

"Ekonomi jelas menjadi poin penting," kata Sascha Bruchmann, peneliti tamu untuk analisis pertahanan dan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berpusat di London, kepada CNN.

Para ahli mengatakan, sistem laser Iron Beam akan paling efektif melawan pesawat tak berawak, yang berulang kali gagal dicegat oleh Iron Dome Israel.

Meskipun Iron Dome Israel memang mencegat dan menghancurkan sebagian besar proyektil, sistem ini terutama dirancang untuk melawan roket dan rudal, bukan pesawat nirawak.

Kendaraan udara nirawak (UAV) berukuran kecil, ringan, dan memiliki jejak radar yang rendah, yang berarti sistem radar Israel tidak akan selalu mendeteksinya seperti halnya mendeteksi rudal, yang lebih besar, kata para ahli.

Pesawat nirawak juga tidak selalu memiliki tujuan yang pasti dan dapat berubah arah di tengah perjalanan.

"Sistem laser tersebut akan sangat efektif terhadap pesawat nirawak," kata Dr Yehoshua Kalisky, peneliti senior di The Institute for National Security Studies (INSS).

Laser tersebut akan mampu secara efektif "memanaskan dan menghancurkan" pesawat nirawak dan UAV.

Siapa lagi yang memilikinya?

Pemerintah lain telah bereksperimen dengan berbagai jenis sistem laser.

Sebut saja Angkatan Laut AS telah menguji senjata laser berenergi tinggi yang dapat menghancurkan pesawat di tengah penerbangan dan Inggris baru-baru ini memamerkan senjata berenergi laser bernama DragonFire yang dapat digunakan untuk melawan ancaman udara.

Pentagon juga mengatakan bahwa China dan Rusia sedang mengembangkan laser yang dapat menargetkan satelit.

Tidak jelas apakah Iran telah mengembangkan sistem pertahanan lasernya sendiri.

Pada tahun 2022, Iran mengatakan bahwa mereka "mampu memproduksi senjata laser untuk mempertahankan... wilayah sensitif," kata media pemerintah.

Namun, para ahli menyebut Iran diduga memiliki senjata laser buatan China Silent Hunter", seraya menambahkan bahwa laser tersebut tidak sekuat yang dirancang untuk Iron Beam.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini