TRIBUNNEWS.COM - Seorang hakim di negara bagian Pennsylvania pada hari Senin (4/11/2024) membuat keputusan bahwa Elon Musk diizinkan untuk melanjutkan pemberian 1 juta USD atau sekitar Rp 15 M per hari untuk memilih calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Undian berhadiah 1 juta USD per hari yang dioperasikan oleh kelompok politik yang didirikan oleh miliarder Elon Musk dapat dilanjutkan," demikian putusan hakim, dikutip dari Al Jazeera.
Keputusan Hakim Pengadilan Umum Pennsylvania Angelo Foglietta muncul pada hari Senin (4/11/2024).
Tepat sehari setelah pengacara untuk PAC Amerika pro-Trump milik Musk berhasil meyakinkan Hakim Angelo Foglietta bahwa kontes tersebut bukanlah 'undian ilegal', seperti yang dituduhkan oleh jaksa penuntut utama Philadelphia.
Pengacara PAC Amerika dan direkturnya, Chris Young menegaskan mereka menentukan dana berdasarkan siapa yang akan menjadi juru bicara terbaik untuk agenda pro-Trump, dikutip dari Reuters.
Young bersaksi bahwa penerima beasiswa ini telah diseleksi terlebih dahulu, untuk mengetahui kepribadian mereka, (dan) memastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang nilai-nilainya sejalan dengan kelompok tersebut.
Young juga mengakui bahwa PAC membuat penerima menandatangani perjanjian kerahasiaan.
Saat hakim memutuskan keputusan ini, Musk tampak tidak menghadiri sidang tersebut.
Namun ia telah memberikan lebih dari 70 juta USD kepada super PAC untuk membantu Trump dan Partai Republik lainnya menang pada bulan November.
Bulan lalu, miliarder berusia 53 tahun ini mengumumkan bahwa ia akan memulai pemberian hadiah di tujuh negara bagian medan perang yang kemungkinan akan menentukan hasil pemilu Amerika Serikat 2024.
Musk mengatakan siapa pun yang menandatangani petisi memiliki peluang harian untuk memenangkan 1 juta USD.
Selama kontes ini berjalan, CEO Tesla ini telah menghadiahkan 16 juta USD atau sekitar Rp 248 M.
Baca juga: Amerika Dikhawatirkan Rusuh Jika Donald Trump Kalah di Pilpres AS, Pasukan Garda Nasional Diaktifkan
Pengacara Musk, Chris Gober, mengatakan dua penerima terakhir sebelum pemilihan presiden hari Selasa akan berada di Arizona pada hari Senin dan Michigan pada hari Selasa.
"Penerima $1 juta tidak dipilih secara kebetulan," kata Gober pada hari Senin, dikutip dari AP News.