TRIBUNNEWS.COM – Ribuan warga Israel kompak turun di jalanan kota Tel Aviv, untuk memprotes tindakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang telah memecat menteri pertahanan Yoav Gallant.
Sekitar 2.000 massa yang mengamuk, dilaporkan memblokir jalan raya utama di kota Tel Aviv, menciptakan keributan dengan peluit, genderang dan api unggun.
Imbas aksi demo ini rute lalu lintas utama wilayah yang diduduki Israel mengalami kemacetan dari kedua arah sejak Selasa malam (5/11/2024)
Tak hanya jalanan Tel Aviv yang dipenuhi demonstran, beberapa ribu orang turut berkumpul di luar rumah Netanyahu di Yerusalem.
Sambil membawa bendera Israel ribuan demonstran meneriakan kalimat hujatan pada Netanyahu, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Pemandangan serupa juga terlihat di beberapa kota besar lainnya, di mana para demonstran melakukan aksi pembakaran di tengah jalan.
Beberapa dari mereka mengenakan kaos bertuliskan "Bawa mereka pulang sekarang!" yang merujuk pada para sandera di Jalur Gaza.
Para pengunjuk rasa juga terdengar mengulang mantra demonstrasi massa tahun 2023 terhadap reformasi peradilan, “Demokrasi atau revolusi!”
Bahkan seorang pengunjuk rasa tampak mengenakan borgol dan masker wajah bergambar Netanyahu sebagai bentuk protes atas tindakan sembrono pimpinan tertinggi Israel itu.
Pemecatan Gallant Jadi Pemicu
Adapun aksi demo ini pecah tepat setelah Netanyahu mengumumkan pemecatan menhan Gallant.
Baca juga: Komentar Pertama Yoav Gallant Setelah Diberhentikan dari Jabatannya Sebagai Menhan oleh Netanyahu
Mengupit dari Jerrusalem Post, pemecatan Galant dilakukan karena Netanyahu hilangnya kepercayaan menyusul berbagai cekcok antara keduanya yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
"Selama beberapa bulan terakhir, kepercayaan telah terkikis. Mengingat hal ini, saya memutuskan pada hari ini untuk mengakhiri masa jabatan Menteri Pertahanan," ucap Netanyahu dalam pernyataan yang dirilis kantornya.
Pasca memecat Gallant, Netanyahu langsung menunjuk Menteri Luar Negeri Israel Katz untuk mengisi posisi menteri pertahanan baru, menggantikan Gallant. Semenatra posisi Katz akan ditempati oleh Gideon Sa'ar.
Netanyahu mengatakan Katz telah membuktikan kemampuan dan kontribusinya terhadap keamanan nasional.
Katz bahkan mendapat julukan "buldoser" oleh Netanyahu karena memiliki gaya kepemimpinan yang lugas dan terkadang kasar.
Usai penunjukan dirinya, Katz menjanjikan "kemenangan atas musuh-musuh kita dan mencapai tujuan perang",.
Termasuk "penghancuran Hamas di Gaza, kekalahan Hizbullah di Lebanon" dan pemulangan para sandera.
Alasan Gallant Dipecat
Merespon pemecatan yang dilakukan Netanyahu, Gallant mengungkapkan bahwa dirinya dipecat atas dasar tiga alasan.
Alasan pertama, adalah sikap oposisinya terhadap undang-undang 'korup' yang dikeluarkan oleh Netanyahu agar memerdekakan kelompok ultra-ortodoks (heredim) dari wajib militer bergabung ke IDF.
Alasan kedua Gallant dipecat karena kegagalan dalam mencapai kesepakatan pertukaran sandera,
Terakhir adalah keengganan Netanyahu membentuk Komisi Nasional Pencari Fakta untuk peristiwa 7 Oktober 2023, yang dinilai Gallant penting dalam rangka mengungkap kebenaran.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)