TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump berhasil memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat 2024 dengan perolehan suara elektoral sebanyak 270 pada hari Rabu (6/11/2024).
Trump akan menjadi mantan presiden pertama yang kembali menjabat dalam lebih dari 130 tahun dan pada usia 78 tahun, pria tertua yang pernah terpilih untuk jabatan tersebut.
Saat ini, Trump memiliki masa transisi 75 hari untuk membangun timnya sebelum Hari Pelantikan tiba pada tanggal 20 Januari.
Dalam masa transisi ini, Trump akan mengisi sekitar 4.000 posisi pemerintahan dengan orang-orang yang ditunjuk secara politik, orang-orang yang secara khusus dipilih untuk jabatan mereka oleh tim Trump, dikutip dari AP News.
Jumlah tersebut terdiri dari menteri luar negeri dan kepala departemen Kabinet lainnya.
Trump dan timnya juga akan mulai menerima pengarahan keamanan nasional rahasia yang mencakup ancaman terkini dan operasi militer yang sedang berlangsung.
Presiden terpilih dan wakil presiden terpilih juga menerima perlindungan wajib dari Dinas Rahasia AS.
Biasanya, presiden yang akan lengser alkan mengundang presiden terpilih ke Gedung Putih beberapa hari setelah pemilihan.
Ia juga akan menghadiri pelantikan untuk melambangkan penyerahan kekuasaan secara damai.
Namun pada tahun 2020, Trump memilih untuk memboikot upacara tersebut.
Meski begitu, saat dulu Trump lengser dari jabatannya, ia mengikuti tradisi yang dimulai oleh Ronald Reagan dengan meninggalkan catatan tulisan tangan di Ruang Oval untuk dibaca oleh penggantinya, dikutip dari BBC.
Tim Transisi Trump
Baca juga: Donald Trump Menangi Pilpres AS, Ekonom Celios: Sinyal Buruk Ekonomi Indonesia
Dalam transisi ini, Trump akan dibantu oleh timnya.
Tim transisi Trump terdiri dari teman dan keluarganya, termasuk Kennedy Jr. dan mantan kandidat presiden Demokrat Tulsi Gabbard, serta putra-putra presiden terpilih, Donald Trump Jr. dan Eric Trump, dan pasangannya, JD Vance.
Ketua bersama tim transisi Trump adalah CEO Cantor Fitzgerald Howard Lutnick dan mantan eksekutif gulat yang sebelumnya memimpin Small Business Administration selama masa jabatan pertama Trump, McMahon.