Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemilihan Presiden (Pilpre) tahun 2024 dinobatkan sebagai pemilu termahal dalam sejarah Amerika Serikat, lantaran menelan biaya yang fantastis mencapai 15,9 miliar dolar AS atau Rp 251 triliun (kurs Rp 15.855).
Menurut lembaga nirlaba OpenSecrets, pengeluaran Pilpres tahun ini mengalami pembengkakan bahkan melonjak dua kali lipat hingga melampaui rekor pengeluaran di Pilpres tahun 2016 yang hanya menghabiskan dana 15,1 miliar dolar AS.
Baca juga: Sambutan Hamas atas Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS, Setop Dukungan Buta AS ke Israel
Adapun lonjakan pengeluaran ini merupakan biaya kampanye yang dikeluarkan Kamala Harris dan Donald Trump yang bersaing tahun ini untuk memperebutkan kursi kekuasaan di Gedung Putih.
Mengutip dari Wionews, kenaikan biaya kampanye pilpres AS terjadi karena adanya peralihan gaya hidup masyarakat ke platform digital, yang memungkinkan kandidat untuk menggelontorkan biaya yang lebih mahal demi menjangkau khalayak yang lebih luas.
Untuk iklan digital selama Maret hingga November, Tim kampanye Harris dan Trump diketahui telah menghabiskan 2,6 miliar dolar AS.
Dengan rincian, pada platform Facebook dan Instagram, Harris dari Demokrat menghabiskan dana lebih banyak yakni sebesar 132,4 juta dolar AS dibanding Trump dari partai Republik yang hanya menggelontorkan 24,7 juta dolar AS .
Di media sosial X, Republik terlihat lebih aktif dengan pengeluaran sebesar 1,1 juta dolar AS sementara Demokrat hanya sebesar 150.000 dolar AS.
Baca juga: Iran Tegaskan Kemenangan Trump Tak Akan Pengaruhi Kebijakan Negaranya
Total Dana Kampanye Kamala dan Trump
Untuk tahun ini, dana kampanye Kamala Harris dan Donald Trump sebagian besar berasal dari sumbangan politik dari berbagai sumber seperti melalui Political Action Committees (PAC), kampanye digital, dan penggalangan dana dari tokoh-tokoh ternama AS.
Dengan rinciannya, kandidat Demokrat Kamala Harris berhasil mengumpulkan lebih dari 906 juta dolar AS atau Rp 14,36 triliun per 30 September lalu. Kemudian dari kelompok di luar itu telah menambahkan dana kampanye sebesar 359 juta dolar AS atau Rp 6,26 triliun. Dengan begitu total pendanaannya Harris senilai 1,27 miliar dolar AS dengan hampir 56 persen dananya berasal dari sumbangan besar.
Sedangkan Partai Republik Donald Trump mengumpulkan lebih sedikit sumbangan dana kampanye. Di mana tim kampanye-nya mengumpulkan 367,1 juta dolar AS atau Rp 5,82 triliun dan kelompok luar menyumbang 572,8 juta dolar AS.
Sehingga total sumbangan dana kampanye yang diterima Trump menjadi hampir 940 juta dolar AS, dengan kontribusi 68 persen dananya berasal dari sumbanagan orang-orang superkaya di Amerika Serikat,