Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Air, Retno Marsudi mengungkap berdasarkan laporan Bank Dunia, pembangunan infrastruktur air di seluruh dunia sampai tahun 2030, butuh gelontoran dana mencapai 6,7 triliun dolar AS.
Hal ini disampaikan Retno dalam Pertemuan ke-40 UN Water di New York AS yang dihadiri lebih dari 130 peserta dari seluruh anggota dan mitra UN Water pada 4-5 November 2024.
“Hingga tahun 2030, pembangunan infrastruktur air di seluruh dunia akan membutuhkan $6,7 triliun,” kata Retno dalam keterangannya, Kamis (7/11/2024).
Menteri Luar Negeri RI 2014-2024 ini mengataka,n air menjadi kunci utama bagi pencapaian pembangunan berkelanjutan yang memungkinkan tercapainya perdamaian dan kemakmuran di dunia.
Sehingga para anggota dan mitra UN Water diharapkan bisa bekerja sama lebih keras dalam sistem PBB maupun dengan mitra kerja eksternal.
Terlebih, kata Retno, upaya penanganan air di dunia saat ini dihadapkan pada dua kendala besar, yakni terbatasnya sumber daya dan keterbatasan waktu.
Baca juga: Selain G20 dan APEC, Prabowo Juga Diundang ke KTT G7: Saya Sedang Pelajari
Dengan keterbatasan waktu yang ada, Retno mengingatkan perlunya kepastian penguatan sarana implementasi, termasuk pendanaan untuk air dan sanitasi.
“Oleh karena itu kita perlu memastikan penguatan sarana implementasi termasuk pendanaan untuk air dan sanitasi,” kata Retno.
Dalam kesempatan itu Retno turut memaparkan tiga prioritas yang akan menjadi panduan pelaksanaan mandatnya ke depan. Yakni Advokasi, Penyelarasan, dan Percepatan.
Advokasi diperlukan untuk memastikan air menjadi agenda politik tertinggi dari setiap negara.
“Advokasi sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa air merupakan agenda politik tertinggi,” ujarnya.
Kemudian, penyelarasan penting untuk mencapai tujuan bersama yang memungkinkan para pihak bekerja sama mencapai tujuan bersama khususnya implementasi strategi PBB untuk Air dan Sanitasi secara menyeluruh.
Sedangkan percepatan jadi kebutuhan mendesak bagi sistem PBB dalam pelaksanaan tugas di bidang air dan sanitasi, serta menghindari pendekatan ‘bisnis seperti biasa’.
Sejalan dengan seruan Retno ini, Ketua UN Water Lario menyatakan pentingnya pengarusutamaan air di dalam seluruh agenda pembahasan dan proses PBB yang relevan, termasuk dalam agenda Pembiayaan untuk Pembangunan.