News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

VIDEO Avivim Israel Utara Terbakar Dihantam 50 Roket Hizbullah, IDF Nyatakan Sersan Ariel Tewas

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap layar lokasi pemukiman Avivim, Galilea, wilayah pendudukan Israel yang dihajar rentetan rudal Hizbullah dari Lebanon Selatan.

VIDEO Avivim Galilea Israel Utara Terbakar Dihantam 50 Roket Hizbullah, IDF Nyatakan Sersan Ariel Tewas

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pendudukan Israel (IDF) merilis sebuah pernyataan yang merinci korban dari rentetan roket oleh Hizbullah di Israel utara, Rabu (6/11/2024).

Pernyataan itu mengatakan seorang tentara IDF tewas, ia diidentifikasi sebagai Sersan Ariel Sosnov Sasonov, 20 tahun, dari Batalyon Teknik Tempur ke-605.

Tiga tentara lainnya terluka ringan dalam serangan itu, yang terdiri dari 50 roket yang menghantam pemukiman Avivim, Galilea, wilayah pendudukan Israel.

Baca juga: Kala Muhammad Ali Salat Jadi Makmum Diimami Sekjen Hizbullah Naim Qassem

Video yang beredar di media sosial menunjukkan, api yang berasal dari ledakan rudal itu membakar sejumlah bangunan.

Kodisi di lokasi ledakan rudal tampak porak-poranda.

Berikut video rudal Hizbullah menghantam Avivim, Galilea, Israel utara yang menewaskan seorang sersan IDF.

Adapun gerakan Hizbullah Lebanon mengatakan pada Rabu kalau mereka menargetkan dua pangkalan militer dan tiga lokasi di Israel utara dan tengah dengan roket.

Kelompok itu juga melaporkan meluncurkan serangan rudal di kota Safed dan sembilan permukiman Israel utara, bersama dengan penembakan sekelompok tentara di satu pemukiman dan menabrak tank di yang lain.

Di Israel tengah, Hizbullah menyatakan bahwa mereka meluncurkan tembakan roket presisi di pangkalan Tzrifin dekat Bandara Ben Gurion di selatan Tel Aviv, mencatat bahwa pangkalan itu “menempuh perguruan tinggi pelatihan militer.”

Di Israel utara, Hizbullah menyatakan menargetkan “pangkalan Razahah di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki dengan serangan rudal,” menekankan bahwa pangkalan itu adalah rumah bagi Brigade Lapis Baja Angkatan Darat Israel ke-188.

Juga di Golan yang diduduki Israel, Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan dua serangan rudal di barak Yoav dan kamp militer Keila.

Kelompok itu menambahkan kalau  mereka melakukan serangan pesawat tak berawak di markas Brigade Nahal di Divisi Galilea 91, mengenai targetnya secara akurat.

Selain itu, Hizbullah melaporkan menembakkan rudal berpemandu ke sebuah rumah di pemukiman Metula, di mana tentara Israel bersembunyi, yang mengakibatkan korban.

Kelompok itu juga mengatakan pihaknya menargetkan tank Merkava di pemukiman yang sama, membakarnya dan membunuh atau melukai krunya.

Di Israel utara, Hizbullah mengumumkan telah menembakkan beberapa salvo roket ke kota Safed dan sembilan permukiman: Biriyya, Katzrin, Meron, Bar Yohai, Rosh Pinna, Goren, Kiryat Shmona, Sasa, dan Kfar Szold.

Israel telah meluncurkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon sejak akhir September terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah dalam eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan kelompok Lebanon sejak dimulainya serangan brutal Israel di Jalur Gaza.

Lebih dari 3.000 orang telah tewas dan lebih dari 13.500 terluka dalam serangan Israel sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Lebanon.

Israel memperluas konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober2024.

LUNCURKAN 100 RUDAL - ILUSTRASI rudal Hizbullah. Kelompok perlawanan Lebanon ini Selasa (27/2/2024) dilaporkan sudah menembakkan 100 roket ke wilayah Israel termasuk pangkalan udara Meron sebagai balasan serangan mematikan Jet Israel yang menewaskan Komandan Komando Timur Hizbullah pada Senin. (tangkap layar)

Operasi Canggih Hizbullah

Militer Israel disebut mengalami rugi besar seusai bertempur melawan milisi pejuang pembela kemerdekaan Palestina.

Hal itu dikatakan oleh Pakar Keamanan dan Kolonel Cadangan di tentara Israel (IDF), Kobi Marom

Dirinya mengakui mengakui bahwa Tel Aviv, meski bertempur di tujuh garis depan, tidak memiliki strategi militer yang solid.

Mengutip Channel 12, pihaknya juga menyampaikan bahwa militer Israel tidak memiliki mekanisme yang jelas dalam penyelesaian pertempuran.

Dikatakannya, militer Israel memang menghadapi pertempuran menantang di Lebanon.

“Israel menghadapi pertempuran yang menantang di Lebanon, yang ditandai dengan aktivitas pesawat tak berawak dan serangan rudal,” kata Marom.

Keadaan rumit yang tengah dihadapi tentara zionis, diakuinya lantaran adanya operasi canggih dari pihak lawan.

Dalam hal ini Lebanon.

“Tidak diragukan lagi bahwa ada operasi yang terkoordinasi dengan baik dan canggih untuk menantang sistem kami," lanjutnya.

Kolonel cadangan itu mengatakan juga bahwa sistem komando dan kontrol Hizbullah sedang ditingkatkan, bersama dengan formasi tembakannya.

Dirinya juga menekankan bahwa hal ini terjadi di tengah evakuasi unit permukiman dan gangguan terhadap aktivitas komersial.

Baca juga: Iran Bersiap Serang Israel, Ancam Bakal Gunakan Rudal Hulu Ledak dan Senjata Rahasia

Tentara Zionis Berjatuhan Banyak Jadi Korban usai Lawan Hamas dan Hizbullah

Media Israel melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dan Kepala Staf Israel, Herzi Halevi, menekan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menyegel kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan Lebanon.

Hal ini mereka lakukan karena banyaknya korban di pihak Israel.

Mengutip The Jerusalem Post, disebutkan bahwa tentara pendudukan Israel ingin bergerak menuju gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, mengingat tingginya jumlah korban di kalangan tentara Israel.

Korban dari pihak Israel berjatuhan lantaran perlawanan Hamas Palestina dan Hizbullah Lebanon yang kuat di kedua front dan prospek suram untuk mencapai keuntungan militer Israel.

Menurut laporan Gallant dan Halevi juga telah mendesak Netanyahu untuk bekerja sama mencapai kesepakatan guna mengamankan pemulangan 101 tawanan Israel, hidup atau mati, dari Jalur Gaza.   

Waktu sangat penting untuk memulangkan para sandera, yang saat ini disetujui oleh sebagian besar pejabat Israel.

"Hanya akan terjadi, jika memang terjadi, melalui kesepakatan dengan Hamas," ujar Gallant dan Halevi dalam upacara wisuda perwira pada tanggal 31 Oktober.

Perkembangan yang terjadi ini bertepatan dengan konfirmasi Radio Angkatan Darat Israel bahwa 87 warga Israel tewas pada bulan Oktober.

64 di antaranya adalah perwira, tentara dan personel keamanan dan sisanya adalah pemukim ilegal.

 

(oln/khbrn/anews/*)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini