News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Rencana AS untuk Akhiri Perang Hizbullah-Israel: Kerahkan Pasukan Arab-Tentara Lebanon

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota pasukan Tentara Lebanon mengibarkan bendera Lebanon di samping bendera Hizbullah. Hubungan antara Tentara Lebanon dan pasukan HIzbullah di Lebanon dinilai memiliki konstalasi menarik dan rapuh.

Rencana AS untuk Akhiri Perang Hizbullah-Israel: Kerahkan Pasukan Arab-Tentara Lebanon

TRIBUNNEWS.COM - Rencana Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri Perang Israel di Lebanon dilaporkan akan melibatkan pasukan Arab-Tentara Lebanon Bersama pasukan internasional.

Hal itu diungkapkan anggota parlemen Lebanon Wael Abou-Faour, seperti dilansir SN, Selasa (19/11/2024).

Baca juga: Pakar Militer: Rudal Hizbullah ke Tel Aviv Model Malaikat, Hulu Ledak 250 Kg, Jangkauan 250 Km

Komentar Abou-Faour bertepatan dengan kedatangan utusan Presiden AS Amos Hochstein di Lebanon untuk melanjutkan Pembicaraan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

Kedatangan Amos ini terjadi saat agresi Israel di Lebanon sudah mengakibatkan lebih dari 3.500 kematian, termasuk perempuan dan anak-anak, dan hampir 1,5 juta orang mengungsi di Lebanon.

Dalam sebuah wawancara televisi, Abou-Faour menyebut rencana AS ini akan terkendala isu kekuatan bersenjata yang dimiliki Hizbullah dengan Angkatan Bersenjata Lebanon. 

Dia menyebutkan hal ini sebagai “masalah yang paling diperdebatkan,”.

Hizbullah di Lebanon, memang menjadi kekuatan besar di negara tersebut.

Bukan sekadar partai politik, Hizbullah juga memiliki kekuatan militer yang justru sebanding atau bahkan lebih besar dari angkatan bersenjata negara itu sendiri.

Disebut-sebut, ada peran besar dari Iran menyokong gerakan tersebut.

Abou-Faour dalam penjelasannya menekankan perlunya Lebanon untuk “mengembalikan persatuan dan memulai dialog internal setelah perang.”

Anggota Parlemen Lebanon tersebut juga menuduh Israel “tidak mematuhi” dengan Resolusi PBB 1701, yang menekankan pada penegasan kembali kepercayaan pada kemampuan Angkatan Bersenjata Lebanon. 

“Sementara proposal terbaru (pengakhiran perang Hizbullah-Israel) termasuk mengerahkan pasukan Arab, Keputusan akhir bertumpu pada Angkatan Darat Lebanon,” katanya.

Anggota pasukan Tentara Lebanon mengibarkan bendera Lebanon di samping bendera Hizbullah. Hubungan antara Tentara Lebanon dan pasukan HIzbullah di Lebanon dinilai memiliki konstalasi menarik dan rapuh. (almaresearch/tangkap layar)

Mengenai peran Tentara Lebanon, Parlemen Lebanon menyoroti kontribusi utamanya untuk menjaga stabilitas internal, dia menyebut kalau angkatan bersenjata Lebanon memiliki "Manajemen situasi yang efektif untuk beberapa waktu." 

Dia menyerukan semua pihak, termasuk Hizbullah, untuk menahan diri dari mengkritik tentara Lebanon dan perlunya angkatan bersenjata negara itu "dihormati oleh semua politik faksi-faksi.”

“Badan-tentara, yang ditugaskan oleh pemerintah, menegakkan integritas nasional dan tidak terlibat dalam konflik politik,” katanya.

Konflik politik yang dimaksud adalah sikap Hizbullah yang menyatakan solidaritas dan dukungannya terhadap Palestina dan milisi perlawanannya dalam melawan agresi Israel.

Aksi Hizbullah ini dilakukan dengan menyerang teritorial Israel sejak pecahnya Perang Gaza pada 7 Oktober 2023 saat Hamas melancarkan operasi Banjir Al Aqsa ke wilayah Israel.

Dia menjelaskan, parlemen Lebanon tengah membahas proposal hukum untuk memperpanjang  masa jabatan komandan Angkatan Darat Lebanon.

Sebagai informasi, masa jabatan Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon segera berakhir, meninggalkan tentara negara tersebut tanpa pemimpin.

Parlemen Lebanon mendorong untuk memperpanjang masa tugasnya sampai presiden baru terpilih, karena hanya presiden yang bisa menunjuk panglima.

Utusan AS Tiba di Beirut

Seperti diberitakan, utusan Amerika Serikat, Amos Hochstein, mendarat di Beirut, Lebanon, pada hari Selasa (19/11/2024) untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat mengenai gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

Amos Hochstein tiba di Beirut tak lama setelah proposal yang dirancang oleh AS disetujui oleh Hizbullah, Reuters melaporkan.

Baik pemerintah Lebanon maupun Hizbullah menyetujui usulan gencatan senjata yang diajukan secara tertulis oleh AS minggu lalu.

Belum ada komentar langsung dari Israel.

Hizbullah mendukung sekutu lamanya, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, untuk bernegosiasi mengenai gencatan senjata.

Seorang diplomat yang mengetahui pembicaraan tersebut, menyebut bahwa rincian gencatan senjata masih perlu diselesaikan dan kemungkinan masih ada yang bisa menghambat tercapainya kesepakatan akhir.

Juru bicara Berri, Ali Hassan Khalil, mengatakan Israel mencoba menekan Hizbullah dalam bernegosiasi dengan cara meningkatkan serangan udaranya terhadap Beirut dan pinggiran selatannya yang dikuasai Hizbullah.

"Ini tidak akan memengaruhi posisi kami," katanya.

Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri (Al Manar TV)

Khalil menolak merinci catatan yang dibuat Lebanon pada rancangan gencatan senjata tetapi mengatakan bahwa catatan tersebut disampaikan "dalam suasana yang positif" dan sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang sebelumnya antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2006.

Resolusi itu, mengharuskan Hizbullah tidak memakai senjatanya di wilayah antara perbatasan Lebanon-Israel dan Sungai Litani, yang mengalir sekitar 30 km di utara perbatasan.

Hizbullah menyerang target militer di Tel Aviv dengan pesawat tanpa awak

Meski gencatan senjata mulai terlihat, baik Hizbullah maupun Israel meningkatkan serangan mereka.

Baca juga: Hizbullah Luncurkan 100 Roket ke Israel, Picu Kebakaran di Tel Aviv, Sirene Berbunyi di Puluhan Kota

Pada hari Selasa (19/11/2024), Hizbullah mengumumkan bahwa mereka melancarkan serangan udara terhadap target militer Israel di Tel Aviv, Israel bagian tengah, Anadolu Agency melaporkan.

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan, serangan yang terjadi pada Senin malam itu melibatkan segerombolan pesawat nirawak tempur yang menyerang target militer Israel di kota Tel Aviv.

Hizbullah tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang serangan itu.

Namun, mereka menyatakan bahwa nantinya akan mengungkapkan informasi tentang titik-titik militer yang menjadi target di Israel.

Pada Senin malam, harian Israel Hayom melaporkan bahwa sebuah roket ditembakkan dari Lebanon.

Roket itu menghantam wilayah dekat sebuah pusat perbelanjaan di kota Ramat Gan, sebelah timur Tel Aviv.

Serangan itu mengakibatkan kebakaran.

Channel 12 melaporkan lima orang terluka.

Surat kabar Yedioth Ahronoth juga mengabarkan bahwa pekerjaan di Bandara Ben Gurion terganggu pada saat serangan itu.

Israel memperluas fokus perangnya dari Gaza ke Lebanon setelah hampir setahun saling serang lintas perbatasan, yang menurut Hizbullah bertujuan untuk mendukung Hamas di Gaza.

Pihak berwenang Lebanon mengatakan lebih dari 3.510 orang telah tewas sejak Oktober tahun lalu, dengan korban terbanyak tercatat sejak September.

 

(oln/SN/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini