TRIBUNNEWS.COM -- Militer Uraina was-was dengan langkah-langkah Rusia yang terus merekrut pasukan dari seluruh dunia.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengatakan, saat ini Moskow tengah menciptakan brigade-brigade baru dan menambah jumlah pasukan untuk diterjunkan di garis depan.
Umierov mengatakan bahwa jumlah pasukannya berkembang pesat seperti yang diprogramkan oleh mereka.
Baca juga: Jelang Pelantikan Trump, Biden Kini Perbolehkan Ukraina Gunakan Rudal AS untuk Serang Wilayah Rusia
Sebagai contoh, pada 1 Juni lalu pasukan Rusia telah mencapai setengah dari apa yang telah mereka tetapkan sebelumnya.
Ia menyebutkan perekrutan pasukan yang dilakukan dengan mobilisasi mulai mendapat perlawanan dari warga karenanya Rusia menggunakan tentara bayaran dari Afrika dan Asia.
"Sekarang, mereka menggunakan pasukan Korea Utara, jadi artinya mereka memiliki masalah. Tetapi mereka tidak mengalah; mereka terus bertambah. Kami tahu jumlah pastinya. Itu jumlah yang signifikan," kata Umerov dikutip dari Radio Liberty.
Menurut Umerov, Rusia memiliki masalah dengan mobilisasi, itulah sebabnya ia menggunakan pasukan dari DPRK.
Menteri tersebut mencatat bahwa Ukraina saat ini sedang berupaya untuk "menciptakan pasukan yang dapat melawan, karena prioritasnya adalah operasi pertahanan dan stabilisasi."
Seperti diketahui bahwa Rusia diyakini oleh Barat telah merekrut sebanyak 50.000 pasukan dari Korea Utara.
Berdasarkan laporan dari intelijen mereka, sebanyak 10.000 pasukan asal Pyongyang tersebut kini telah berperang melawan pasukan Ukraina di Kursk.
Rusia sendiri terus meningkatkan jumlah pasukannya hingga 2,38 juta personel dengan 1,5 juta menjadi prajurit aktif. Angka tersebut merupakan negara dengan jumlah pasukan terbesar kedua setelah China.