Namun, Duterte kemudian menarik kembali pernyataannya dan menyatakan bahwa ancaman tersebut hanyalah sebuah peringatan yang mencerminkan "balas dendam dari kubur" dan menegaskan hal itu hanya akan terjadi jika ia tewas di tengah ancaman terhadap hidupnya.
Ia bahkan menyamakannya dengan pernyataan sebelumnya di mana ia mengancam akan menggali jasad mantan presiden Ferdinand E. Marcos Sr. dan membuangnya ke Laut Filipina Barat jika serangan politik terhadapnya terus berlanjut.
Ini bukan pertama kalinya Duterte menyinggung pembunuhan Marcos.
Sebelumnya, Duterte mengatakan dia berkhayal ingin memenggal kepala Marcos karena perilakunya saat menghadiri upacara wisuda tertentu.
Duduk Perkara Kasus
Ini adalah drama perpolitikan keluarga dinasti politk Marcos dan Duterte.
Selama ini, Sara Duterte sekeluarga cenderung bicara meledak-ledak dan terbawa emosi saat menyampaikan ancaman tersebut.
Konflik Marcos Jr dan Sara Duterte mulai memanas pada Juni 2022.
Saat itu Sara mundur dari kabinet sebagai menteri pendidikan saat masih menjabat sebagai wakil presiden.
Kemudian, Ketua DPR Romualdez mengurangi anggaran kantor wakil presiden sampai dua pertiganya.
Hal tersebut membuat Sara semakin murka.
Sara Duterte merupakan putri dari presiden Filipina periode 2016-2022, Rodrigo Duterte.
Sementara Marcos Jr adalah putra dari dari Ferdinand Marcos Sr dan Imelda Romualdez-Marcos, diktator Filipina di 1970-an.
Keluarga Duterte sebenarnya adalah musuh politik Marcos. Namun, pada Pemilihan Umum 2022 kedua wangsa politik ini memutuskan untuk bergabung.
Rodrigo Duterte memasangkan putrinya, Sara Duterte untuk mendampingi Bongbong Marcos Jr sebagai calon presiden selanjutnya.
Perjodohan politik itu dimaksudkan agar keluarga Duterte tetap aman dan berada di pusaran kekuasaan Filipina.