Media Israel melaporkan, pejabat keamanan yakin kemampuan Hamas untuk mengoordinasikan aktivitasnya dengan Hizbullah telah terputus, yang menempatkan organisasi itu di bawah tekanan besar.
Awal bulan ini, Israel Hayom melaporkan, pejabat Israel meyakini 51 dari 101 sandera yang tersisa di Gaza masih hidup.
Presiden Israel, Isaac Herzog, telah mengonfirmasi, sekitar 50 orang sandera di Gaza masih hidup.
Minggu lalu, Hamas mengklaim seorang sandera wanita Israel telah terbunuh di daerah Gaza utara yang diserang IDF.
Baca juga: Pemukim di Israel Utara Marah atas Potensi Gencatan Senjata, Mereka Takut Hizbullah Jadi Lebih Kuat
Baku Tembak Masih Terus Terjadi
Hizbullah masih melakukan serangan udaranya di kota pesisir utara Nahariya pada Senin (25/11/2024) malam.
Pada saat yang sama, jet Israel terus melancarkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon, termasuk benteng di Ibu Kota Beirut.
IDF mengatakan pada Senin malam, mereka akan memberlakukan aturan "aktivitas terbatas" pada komunitas-komunitas di Dataran Tinggi Golan dan di sepanjang perbatasan utara, yang memperketat aturan tersebut dari "aktivitas parsial".
Baca juga: Israel Utara Lumpuh Total, Hizbullah Tembakkan 300 Roket & Drone ke Israel, Timbul Kerusakan Besar
Pembatasan tersebut melarang sebagian besar sekolah untuk buka dan juga melarang pertemuan besar di area tersebut.
Meski berada di dekat perbatasan yang bergolak dengan Lebanon dan Suriah, Dataran Tinggi Golan sebagian besar terhindar dari serangan roket ke Israel utara, meskipun serangan roket Hizbullah di kota Majdal Shams di Golan pada akhir Juli menewaskan 12 anak-anak.
Perubahan tersebut mencerminkan kekhawatiran di Israel bahwa Hizbullah akan meningkatkan serangan roket sebelum gencatan senjata berlaku, karena kedua pihak berusaha memaksimalkan keuntungan sebelum meletakkan senjata.
Dikutip dari The Times of Israel, sepanjang Senin malam, sirene peringatan roket terus berbunyi di komunitas Israel dekat perbatasan Lebanon.
Selain itu, di wilayah Galilea juga membunyikan sirene saat roket terbang dari Lebanon ke Israel.
Satu rentetan 10 roket menargetkan kota pesisir Nahariya dan daerah sekitarnya, beberapa di antaranya hancur, meskipun yang lainnya mengenai daerah berpenghuni.
Seorang wanita berusia 70 tahun dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius setelah serangan roket, kata layanan ambulans Magen David Adom.