News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata di Lebanon, Kebengisan Israel Pindah ke Suriah, Perang Lawan Hizbullah Tak Berakhir

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap pekat dan kobaran api membuncah saat Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Tayouneh, Beirut, Lebanon, 25 November 2024. Setelah gencatan senjata sementara diumumkan per Selasa (26/11/2024) malam, Israel mengintensifkan serangan udara ke wilayah Suriah, menargetkan apa yang mereka sebut jalur logistik Hizbullah. Serangan ini mengindikasikan perang Israel dan Hizbullah tak berakhir hanya dengan gencatan senjata sementara.

Gencatan Senjata di Lebanon, Kebengisan Israel Pindah ke Suriah, Perang denga Hizbullah Tak Berakhir

TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan menggencarkan serangan militer mereka ke wilayah Suriah yang terjadi tepat setelah gencatan senjata dengan Hizbullah diumumkan Selasa (26/11/2024) malam.

Pihak Damaskus, Rabu (27/11/2024) dilaporkan telah meningkatkan jumlah korban tewas menjadi enam orang dalam dugaan serangan militer Israel (IDF) di penyeberangan perbatasan Suriah dengan Lebanon setelah pengumuman gencatan senjata dengan Lebanon.

Baca juga: Cara Pasukan Israel Bertahan Saat Dihajar Musim Dingin dalam Perang di 7 Front Sekaligus

Kantor berita pemerintah Suriah melaporkan kebengisan Israel itu menyasar empat warga sipil dan dua tentara tewas, dan 12 orang terluka termasuk anak-anak, wanita dan pekerja Bulan Sabit Merah Suriah.

Pihak Bulan Sabit Merah Suriah mengatakan sebelumnya seorang sukarelawan tewas dan yang lainnya terluka dalam “agresi yang menargetkan penyeberangan Al-Dabousyeh dan Al-Arida ... ketika mereka melakukan tugas kemanusiaan mereka untuk menyelamatkan yang terluka pada Rabu pagi.”

Serangan itu merusak beberapa ambulans dan titik kerja, klaimnya dalam sebuah pernyataan.

TV pemerintah Suriah melaporkan serangan Israel menghantam penyeberangan perbatasan Arida dan Dabousieh dengan Lebanon.

Serangan rudal Hizbullah yang ditembakkan dari Lebanon menghajar pusat perbelanjaan Ayalon di pusat kota Tel Aviv, Senin malam, 18 November 2024. (Almayadeen)

Perang dengan Hizbullah Tak Berakhir

Israel belum mengomentari serangan itu, tetapi telah mengindikasikan akan terus melakukan bombardemen ke wilayah Suriah. Apa sebab?

Penggencaran ke wilayah Suriah itu mengindikasikan kalau perang Israel melawan gerakan Hizbullah Lebanon tidak berakhir hanya dengan gencatan senjata sementara pada Selasa malam.

Israel mendalilkan masifnya serangan ke Suriah sebagai upaya melawan upaya untuk menyelundupkan senjata ke Hizbullah melalui Suriah bahkan setelah gencatan senjata berlaku.

Dalam apa yang telah menjadi rahasia umum selama bertahun-tahun, militer Israel mengkonfirmasi pada Senin, sehari sebelum gencatan senjata berlaku di Lebanon, kalau mereka telah beroperasi melawan unit penyelundupan senjata Hizbullah di Suriah untuk mencegah senjata Iran mencapai kelompok Hizbullah di Lebanon.

"Serangkaian serangan selama perang yang sedang berlangsung dengan kelompok yang didukung Iran telah menargetkan Unit 4400 Hizbullah, yang bertugas mengirimkan senjata dari Iran dan proksinya ke Lebanon," tulis laporan Times of Israel.

Salah satu serangan tersebut menghantam daerah di perbatasan Suriah-Lebanon pada Senin malam.

Menurut militer Israel, Unit 4400 didirikan pada tahun 2000 dan membangun banyak “rute strategis” di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon dengan dukungan Iran.

Ribuan truk dan ratusan pesawat yang membawa rudal dan komponen lainnya untuk Hizbullah telah melakukan perjalanan dari Iran ke Suriah, dan kemudian ke Lebanon, dalam beberapa tahun terakhir, kata IDF.

Serangan IDF terhadap apa yang mereka identifikasi sebagai Unit 4400 itu selama perang termasuk pembunuhan kepala unit, Muhammad Ja’far Qassir, di Beirut pada awal Oktober, dan penggantinya, Ali Hassan Gharib, di Damaskus, beberapa minggu kemudian, bersama komandan puncak lainnya.

IDF mengatakan bahwa mereka telah menyerang rute penyelundupan Hizbullah antara Suriah dan Lebanon “tidak hanya dalam beberapa bulan terakhir, tetapi dalam upaya selama bertahun-tahun.”

Laporan serangan Israel pada apa yang mereka tuduh sebagai pengiriman senjata Hizbullah mulai muncul pada awal 2013.

Saat itu, para pejabat Israel bungkam atas serangan-serangan yang dilakukan, diklaim dilakukan untuk menghindari serangan balik.

Penyerangan ini telah semakin terbuka dalam beberapa tahun terakhir.

Israel menyebut, serangan serangan udara yang terus mereka lakukan itu bertujuan menjaga agar Iran tidak menancapkan pengaruhnya di wilayah dekat perbatasan Suriah dengan Israel.

Serangan Israel terhadap Suriah (X/SputnikInt)

IDF mengatakan serangkaian serangan terhadap Unit 4400 telah “merusak kemampuan organisasi Hizbullah untuk memperkuat persediaan senjata dan dengan itu menembaki warga Negara Israel.”

Satu serangan pada awal Oktober menghancurkan terowongan sepanjang 3,5 kilometer yang melintasi antara Lebanon dan Suriah, yang menurut IDF digunakan oleh Hizbullah untuk menyelundupkan dan menyimpan senjata Iran.

Pekerjaan konstruksi di terowongan utama dimulai pada tahun 2009 dan selesai satu dekade kemudian, menurut IDF.

Pada Senin malam, IDF mengkonfirmasi meluncurkan serangan udara di perbatasan Suriah-Lebanon, menargetkan apa yang dikatakannya sebagai rute yang digunakan oleh Hizbullah untuk menyelundupkan senjata Iran.

Kantor berita negara Suriah SANA mengatakan serangan itu merusak beberapa jembatan di daerah Al-Qusayr dan melukai dua orang.

Israel telah melakukan beberapa serangan udara di daerah Al-Qusayr dalam beberapa bulan terakhir, menargetkan penyeberangan perbatasan dan rute penyelundupan senjata lainnya yang digunakan oleh Hizbullah untuk membawa senjata ke Lebanon.

Jet Israel juga membom Unit 4400 pusat komando di tengah serangan lain terhadap Hizbullah di Beirut pada hari Senin.

Sebelum akhirnya diumumkan gencatan senjata pada Selasa malam, konflik Israel saat ini dengan Hizbullah dimulai sehari setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dalam serangan bertajuk Banjir Al-Aqsa.

Keesokan harinya, Hizbullah memulai serangannya di utara wilayah pendudukan Israel, memaksa puluhan ribu penduduk Israel utara untuk meninggalkan rumah mereka karena takut kelompok Hizbullah akan meluncurkan invasi serupa.

Israel meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah di Lebanon pada akhir September, meluncurkan serangan dan operasi ekstensif yang mengambil sebagian besar kepemimpinan kelompok itu, termasuk pemimpin lamanya Hassan Nasrallah.

Israel kemudian meluncurkan operasi darat di Lebanon selatan dengan tujuan membersihkan benteng Hizbullah di daerah itu dan membuatnya aman bagi penduduk Israel utara yang dievakuasi untuk kembali ke rumah mereka.

Dalam perkembangan agresinya, Israel juga dilaporkan mengalami kerugian besar dari segi personel maupun peralatan tempur, sebelumnya akhirnya menyetujui gencatan senjata sementara dengan Hizbullah atas tekanan Amerika Serikat.

Baca juga: Tel Aviv Digertak AS, Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Terjadi Dalam Dua Hari

 

(oln/Toi/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini