TRIBUNNEWS.COM, AS - Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS) membenarkan beberapa calon menteri dan calon pejabat presiden terpilih AS Donald Trump diancam bom.
Umumnya rumah mereka yang diancam akan dibom oleh orang tak dikenal.
"FBI menyadari banyaknya ancaman bom dan insiden penyerangan yang menargetkan calon dan pejabat pemerintahan baru dan kami bekerja sama dengan mitra penegak hukum kami," kata FBI pada Rabu (28/11/2024) dikutip dari Al Jazeera.
“Kami menanggapi semua potensi ancaman dengan serius dan seperti biasa mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan segala hal yang mereka anggap mencurigakan kepada penegak hukum.”
Pernyataan FBI itu mengkonfirmasi laporan tim transisi Donald Trump sebelumnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Donald Trump Karoline Leavitt mengindikasikan bahwa calon menteri anggota kabinet seperti Lee Zeldin dan Elise Stefanik termasuk diantara mereka yang menjadi sasaran ancaman bom.
“Tadi malam dan pagi ini, sejumlah calon kabinet dan calon pejabat pemerintahan Presiden Trump menjadi sasaran ancaman kekerasan dan anti-Amerika terhadap nyawa mereka dan orang-orang yang tinggal bersama mereka,” tulisnya dalam siaran pers.
Pesan Pro Palestina
Zeldin, mantan anggota kongres dari New York, mengunggah pengalamannya di media sosial rumahnya diancam bom.
Dia dan keluarganya aman.
"Ancaman bom pipa yang ditujukan kepada saya dan keluarga di rumah kami hari ini dikirimkan dengan pesan bertema pro-Palestina," kata Zeldin, yang ditunjuk Trump untuk memimpin Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).
Rumahnya Diancam Bom
Lain lagi dengan Stefanik, seorang perwakilan AS dari New York dan pilihan Trump untuk menjabat sebagai duta besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dia mengeluarkan pernyataan melalui kantornya yang menjelaskan bahwa dirinya juga pernah menjadi subjek ancaman bom.
"Pagi ini, Anggota Kongres Elise Stefanik, suaminya, dan putra mereka yang berusia tiga tahun sedang berkendara pulang ke Saratoga County dari Washington untuk merayakan Thanksgiving ketika mereka diberitahu tentang ancaman bom di tempat tinggal mereka," kata pernyataan itu.
“Penegak hukum negara bagian New York, daerah, dan Kepolisian Capitol AS segera menanggapi dengan tingkat profesionalisme tertinggi.”