Tentara Israel Terus Maju ke Lebanon Selatan Seiring Meningkatnya Pelanggaran Gencatan Senjata
TRIBUNNEWS.COM- Pasukan Israel terus melanggar gencatan senjata dengan Lebanon pada tanggal 29 November, maju ke kota-kota selatan Markaba dan Khiam dan menembaki warga selama pemakaman – menyusul pelanggaran berkelanjutan sejak perjanjian tersebut mulai berlaku dua hari lalu.
Militer Israel terus maju ke Khiam dan Markaba di Lebanon selatan sambil terus menembaki penduduk.
“Pasukan Israel hari ini maju ke alun-alun kota Markaba, yang tidak dapat mereka masuki selama beberapa hari konfrontasi, dan mendudukinya sekarang selama gencatan senjata, dan tentara [Israel] melakukan operasi perataan tanah dan menghancurkan jalan-jalan. Warga sipil hadir di kota itu kemarin,” koresponden Al Manar Ali Shoeib melaporkan.
Laporan awal tentang dua warga negara yang diculik oleh pasukan Israel kemudian dibantah .
Koresponden Al Manar mengklarifikasi bahwa “tidak ada warga negara Lebanon yang diculik di Khiam; yang terjadi adalah pasukan Israel menembaki warga saat pemakaman.”
Koresponden tersebut juga melaporkan bahwa pasukan Israel melancarkan operasi pada hari Jumat untuk memperluas kehadiran mereka ke pemakaman Khiam.
Ia mengatakan pasukan tersebut "memanfaatkan gencatan senjata" untuk melakukan operasi perataan dan pembongkaran di wilayah yang tidak dapat mereka masuki selama perang darat melawan Hizbullah.
Pasukan Israel juga mencabut pohon zaitun di sebuah kebun di kota selatan Kfar Kila.
Serangan udara Israel menargetkan Distrik Saida di Lebanon selatan pada 28 November, menandai serangan terdalam di Lebanon sejak gencatan senjata mulai berlaku pada Rabu pagi.
Serangan terhadap Saida terjadi setelah tentara Israel melancarkan beberapa serangan artileri dan bom di Lebanon selatan.
Sehari sebelumnya, tentara Israel menembaki sekelompok wartawan Lebanon di Khiam, dan menyerang warga yang mengungsi di kota-kota lain saat mereka mencoba kembali ke rumah mereka.
Israel telah mengancam warga Lebanon yang mengungsi dan memperingatkan mereka agar tidak kembali.
Tentara Lebanon telah memberitahu penduduk, demi keselamatan mereka sendiri, untuk tidak memasuki desa-desa yang masih diduduki oleh pasukan Israel.
Anggota parlemen Hizbullah Hassan Fadlallah mengatakan dalam sebuah wawancara dengan MTV News pada tanggal 28 November bahwa perlawanan tidak akan "duduk dan menonton" saat Israel terus melanggar gencatan senjata.
Ia menambahkan bahwa "kita sekarang sedang dalam sebuah eksperimen," yang menandakan bahwa sudah waktunya untuk menentukan apakah tentara Lebanon mampu memukul mundur Israel dan menghentikan pelanggarannya.
Ia menekankan bahwa tidak ada masalah antara Hizbullah dan Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF), dan menambahkan bahwa Hizbullah menyambut baik pengerahan pasukannya di seluruh Lebanon selatan.
Ia bersumpah bahwa perlawanan akan dihadapi Israel jika negara itu memutuskan untuk berperang melawan Lebanon lagi.
SUMBER: THE CRADLE