TRIBUNNEWS.com - Anggota Parlemen Lebanon, Hassan Ezzeddine, memastikan Hizbullah tak akan tinggal diam jika Israel terus melakukan pelanggaran gencatan senjata.
"Kesabaran ada batasnya," kata dia baru baru ini saat wawancara bersama Al Mayadeen.
Ezzeddine mendesak komite yang bertanggung jawab untuk memantau penerapan Resolusi 1701 agar "memenuhi tanggung jawab dan tugasnya."
Ia juga menambahkan, "Hizbullah tetap berkomitmen untuk tidak melanggar perjanjian gencatan senjata. Sementara, pelanggaran Israel telah melampaui batas."
"Kita sudah menang, Perlawanan tetap ada, berlanjut, dan akan selalu hadir untuk mempertahankan tanah kita," tegasnya.
Ezzeddine kemudian menekankan, "tidak seorang pun bisa meremehkan arti penting kemenangan yang didapat lewat ketegugan."
Baca juga: Sempat Dihentikan, Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Kini Dilanjutkan untuk Akhiri Perang Gaza
Terpisah, Wakil Kepala Dewan Politik Hizbullah, Mahmoud Qomati, menilai mekanisme gencatan senjata "masih belum jelas".
Ia mengkritik Amerika Serikat (AS) karena bersikap lunak dan membiarkan Israel melakukan pelanggaran, tanpa menghadapi risiko apapun.
Dalam konteks ini, Qomati menekankan, "Kelalaian komite yang mengawasi gencatan senjata adalah sesuatu yang disengaja."
"Musuh (Israel) dibiarkan melakukan apa yang gagal mereka lakukan selama agresi," imbuh dia.
Karena itu, Qomati mendesak perlunya "gencatan senjata yang sebenarnya diterapkan."
Sebab, menurut dia, "Israel lah yang membutuhkan gencatan senjata ini."
Israel Lakukan 18 Pelanggaran dalam Dua Hari Pertama Gencatan Senjata
Sebelumnya, otoritas Lebanon melaporkan Israel telah melakukan pelanggaran sejak hari pertama gencatan senjata.
Dalam kurun waktu Rabu (27/11/2024) dan Kamis (28/11/2024), Israel dilaporkan telah melakukan 18 pelanggaran.