News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Janji Abu Mohammed Al-Julani: Akhiri Perang, Bangun Perdamaian di Suriah

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Julani mengatakan bahwa saat ini ia ingin pemerintah Suriah fokus terhadap perdamaian.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin oposisi Suriah Abu Mohammed Al- Jolani mengatakan bahwa saat ini ia ingin pemerintah Suriah fokus terhadap perdamaian.

Menurut Al-Julani, Suriah sudah cukup lelah dengan konflik yang terjadi selama bertahun-tahun ini.

"Orang-orang sudah kelelahan karena perang. Jadi negara ini belum siap untuk perang lagi dan tidak akan terlibat lagi," katanya, dikutip dari Al-Arabiya.

Pernyataan ini diungkapkan oleh Al-Julani ketika memberikan pidato kemenangan di Masjid Umayyah, Damaskus pada Minggu (9/12/2024).

Tidak hanya itu, Julani juga berjanji akan mencapai tujuan warga Suriah untuk bebas.

“Kami terus bekerja dengan tekad untuk mencapai tujuan revolusi kami. Kami bertekad untuk menyelesaikan jalan yang telah kami mulai pada tahun 2011," tegasnya, dikutip dari Al Jazeera.

Terutama mengedapankan hak-hak warga Suriah.

"Kami tidak akan berhenti berjuang sampai semua hak rakyat Suriah yang hebat terjamin. Masa depan adalah milik kami dan kami sedang bergerak menuju kemenangan," jelasnya.

Selama 13 tahun perang, saat ini oposisi telah mengalami kemajuan pesat.

Mereka berhasil mengakhiri kekuasaan keluarga Al-Assad.

Sebagai informasi, perang Suriah mulai terjadi pada bulan Maret 2011.

Di mana saat itu terjadi pemberontakan yang sebagian besar tidak bersenjata terhadap al-Assad.

Baca juga: Dari Masjid Umayyah di Damaskus, Pidato Kemenangan Al-Julani Berisi Pesan ke Iran, AS, dan Israel

Tak berhenti, perang tersebut justru semakin besar menyeret kekuatan asing hingga menewaskan ratusan ribu warga Suriah.

Kemudian pada tahun 2015, terjadi intervensi asing dari Rusia dan Iran mempengaruhi pemerintahan Al-Assad.

Hingga akhirnya serangan yang dipimpin HTS yang dimulai bulan lalu.

Di mana pasukan rezim Assad dan kelompok anti-rezim kembali bentrok.

Bentrokan antara 2 kelompok ini terjadi di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

Bentrokan ini terjadi selama 10 hari.

Di mana kelompok pemberontak melancarkan berbagai serangan hingga merebut kota-kota penting di Suriah.

Hingga puncaknya terjadi di hari Minggu di mana pemberontak yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan rezim Assad runtuh setelah perang saudara selama 13 tahun.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Konflik Suriah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini