News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Sosok Abu Mohammad al-Julani, Pemimpin HTS Suriah yang Gulingkan Bashar al-Assad

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Julani - Berikut ini sosok Abu Mohammad al-Julani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang berhasil menggulingkan rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Julani, menjadi sorotan setelah berhasil menggulingkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Abu Mohammad al-Julani menjadi salah satu tokoh penting dalam pemberontakan Suriah yang berhasil merebut Ibu Kota Damaskus dalam waktu 14 hari saja.

Pemberontak Suriah berhasil merebut Damaskus tanpa perlawanan pada Minggu (8/12/2024), setelah serangan kilat yang menyebabkan Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia.

Lantas, siapa sosok Abu Mohammad al-Julani?

Lahir dengan nama Ahmad Hussein al-Shar'a di Riyadh, Arab Saudi, pada 1982, al-Julani menghabiskan masa kecilnya di Negara Kerajaan tersebut sebelum keluarganya pindah ke Damaskus, Suriah, di usia tujuh tahun.

Dikutip dari Daily News Egypt, asal usul keluarga al-Julani berawal dari Dataran Tinggi Golan, wilayah yang saat ini diduduki oleh Israel.

Ia tumbuh di Mezzeh, sebuah lingkungan di Damaskus yang dikenal dengan penduduk kelas menengah yang relatif liberal.

Namun, Intifada Palestina Kedua, yang dimulai pada 2000, sangat memengaruhi pandangan dunianya, yang mengarahkannya ke arah radikalisme.

Radikalisasi al-Julani dimulai saat ia belajar di Universitas Damaskus.

Ia rutin menghadiri ceramah yang disampaikan oleh Mahmoud Qul Agassi (Abu al-Qaqa) di Masjid Al-Alaa bin Hadrami di Aleppo, yang dikenal karena retorikanya yang anti-Amerika, terutama setelah invasi AS ke Irak tahun 2003.

Seruan Abu al-Qaqa untuk melakukan perlawanan sangat menyentuh hati al-Julani, yang menjadi salah satu peserta awal dalam jihad melawan pasukan AS.

Baca juga: Rezim Bashar al-Assad Runtuh, Israel Langsung Caplok Wilayah Suriah, IDF Serbu Jabal al-Sheikh

Komitmen ini membawanya ke Irak sekitar dua minggu sebelum invasi tahun 2003.

Setelah menetap di Mosul, ia bergabung dengan al-Qaeda di bawah pimpinan Abu Musab al-Zarqawi, sebuah langkah penting dalam militerisasinya.

Ia bertempur bersama militan lain melawan pasukan AS sebelum ditangkap pada 2005, dan dipenjarakan, pertama di Abu Ghraib, kemudian di Kamp Bucca, dan akhirnya di penjara Croper dekat Baghdad.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini