Panglima Perang HTS: Deir Ezzor Sepenuhnya Dikuasai Oposisi Seusai Perang Sengit Lawan Pasukan Kurdi
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok oposisi bersenjata yang menggulingkan pemerintah Suriah kini mengatakan mereka telah merebut kendali kota timur Deir Ezzor setelah pertempuran sengit dengan pasukan pimpinan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS).
Hassan Abdul-Ghani, beberapa literasi menyebut namanya Abu Mohammed al-Jawlani, komandan senior kelompok jihad Hayat Tahrir al-Sham — yang memimpin aliansi oposisi, mengatakan bahwa pasukan oposisi telah menguasai sepenuhnya Deir Ezzor.
Baca juga: Dari Masjid Umayyah di Damaskus, Pidato Kemenangan Al-Julani Berisi Pesan ke Iran, AS, dan Israel
Seorang anggota HTS mengatakan dalam rekaman video bahwa kelompoknya akan segera melakukan penyisiran menyeluruh di lingkungan kota untuk mengamankan wilayah tersebut.
Dia menambahkan bahwa kota strategis terdekat, Boukamal, juga telah jatuh ke tangan pasukan oposisi.
“Kami akan maju menuju Raqqa dan Hasakah serta wilayah lain di Suriah timur,” kata pejuang HTS.
Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi hanya menguasai kota itu selama beberapa hari.
SDF mengatakan mereka dikerahkan ke Deir Ezzor dan sebelah barat Sungai Efrat pada hari Jumat, menggantikan pasukan pemerintah Suriah.
Saat itu, SDF mengatakan para pejuangnya tidak menguasai perbatasan Boukamal dengan Irak, yang telah diserang Israel beberapa kali selama bertahun-tahun untuk menggagalkan pengiriman senjata ke kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran.
Para Pemain di Suriah
Koalisi oposisi Suriah baru-baru ini melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah di wilayah barat laut negara itu dan berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
Serangan ini memicu kembali perang saudara Suriah yang telah berlangsung selama belasan tahun.
Kelompok pemberontak yang bertempur dalam perang Suriah selama 13 tahun adalah kelompok pejuang yang sangat kompleks.
Mereka berfokus pada pertempuran melawan berbagai musuh, yang terkadang didukung oleh kekuatan asing.
Dalam seminggu terakhir, kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menampakkan diri sebagai pengguling rezim Presiden Bashar al-Assad, penguasa Suriah selama hampir seperempat abad.