TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, aktivitas militer Israel di sepanjang zona penyangga Dataran Tinggi Golan di Suriah melanggar perjanjian pelepasan tahun 1974 antara Israel dan Suriah.
Peringatan ini disampaikan oleh juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah konferensi pers pada Senin (8/12/2024).
Dujarric menyatakan, Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF) telah mengamati kehadiran individu bersenjata tak dikenal di pos pemeriksaan dan mengonfirmasi bahwa tentara Israel telah memasuki area pemisahan.
"Tindakan ini akan menjadi pelanggaran terhadap perjanjian tahun 1974 yang melarang adanya pasukan atau kegiatan militer di wilayah pemisahan," ujarnya.
Israel beralasan, langkah-langkah ini diambil sebagai tindakan pertahanan untuk mencegah pendudukan oleh kelompok bersenjata non-negara.
"Kami berhak mengambil tindakan apa pun terhadap ancaman apa pun terhadap negara Israel," tambah Dujarric.
Tanggapan Israel
Dalam surat kepada Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Israel, Danny Danon mengeklaim, tentara Israel membantu UNDOF dalam mengatasi serangan kelompok bersenjata.
Danon menekankan bahwa langkah-langkah yang diambil Israel bersifat terbatas dan sementara, serta ditujukan untuk melindungi warga Dataran Tinggi Golan.
"Israel tidak melakukan intervensi dalam konflik yang sedang berlangsung di Suriah. Tindakan kami semata-mata difokuskan pada menjaga keamanan kami," tegasnya.
Perjanjian pelepasan yang ditandatangani pada 31 Mei 1974 menetapkan penarikan Israel dari wilayah yang diduduki selama Perang Arab-Israel 1973.
Baca juga: Rusia Pertanyakan Klaim Teritorial Israel di Dataran Tinggi Golan
Perjanjian ini juga mendefinisikan perbatasan antara Israel dan Suriah, serta menciptakan zona penyangga yang dipantau oleh UNDOF.
Sejak 1974, UNDOF telah berpatroli di zona penyangga, yang terletak di antara wilayah yang dikuasai Israel dan Suriah.
Namun, Israel telah menduduki sebagian besar Dataran Tinggi Golan sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967, dan tindakan ini tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Israel Caplok Dataran Tinggi Golan
Sebelumnya, Tel Aviv telah mengumumkan pencaplokan Dataran Tinggi Golan.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan, Dataran Tinggi Golan akan selamanya menjadi bagian tak terpisahkan dari Israel.
Pernyataan Netanyahu disampaikan di tengah serangan udara Israel yang intensif terhadap berbagai basis militer Suriah.
Serangan udara Israel dilaporkan mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sekitar 300 serangan yang diluncurkan Israel disebut telah menghancurkan sejumlah besar aset militer Suriah, termasuk helikopter dan jet tempur.
"Serangan ini adalah yang terberat hingga saat ini, menghancurkan instalasi militer di seluruh Suriah," ungkap sumber keamanan regional kepada Reuters.
Netanyahu menegaskan bahwa kontrol atas Dataran Tinggi Golan sangat penting untuk keamanan dan kedaulatan Israel.
Ia menyebut bahwa situasi di Suriah, setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, memberikan kesempatan bagi Israel untuk memperkuat posisinya di kawasan.
"Ini menandai awal babak baru yang dramatis dalam sejarah Timur Tengah," kata Netanyahu.
Baca juga: Netanyahu Sebut Dataran Tinggi Golan Suriah Jadi Milik Israel Selamanya
Menurut laporan, tank-tank IDF (Angkatan Pertahanan Israel) kini berada cuma sekitar 20 kilometer dari ibu kota Suriah, Damaskus.
Sumber keamanan Suriah menyatakan bahwa pasukan Israel telah mencapai Qatana, yang berjarak 10 kilometer dari zona demiliterisasi yang memisahkan Dataran Tinggi Golan dari Suriah.
Meskipun IDF menyatakan bahwa mereka hanya berencana untuk beroperasi di dalam zona penyangga, situasi di lapangan tetap tidak menentu.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani, Malvyn)