TRIBUNNEWS.COM - Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, dikabarkan mengeluh kepada Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada hari-hari terakhir sebelum penggulingannya.
Dua pejabat Iran mengatakan, Presiden Assad mengeluh bahwa Turki sangat mendukung pasukan oposisi dalam serangan mereka untuk menggulingkannya.
Lebih dari 50 tahun kekuasaan rezim Assad berakhir pada 8 Desember 2024, ketika Presiden Suriah itu melarikan diri ke negara sekutunya, Rusia.
Di sisi lain, Iran juga mendukung Assad untuk melawan oposisi dalam perang saudara yang berkepanjangan sejak tahun 2011 di Suriah.
Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran, Assad mengungkapkan kemarahannya atas apa yang dikatakannya sebagai upaya intensif yang dilakukan Turki untuk menggulingkannya, menurut seorang pejabat senior Iran.
"(Menlu Iran) Abbas Araghchi meyakinkan Assad akan dukungan Iran yang berkelanjutan dan berjanji untuk mengangkat masalah ini ke Ankara," kata pejabat itu kepada Reuters, Sabtu (14/12/2024).
Keesokan harinya, Abbas Araghchi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, untuk mengungkapkan keprihatinan besar Iran atas dukungan Turki terhadap kemajuan oposisi di Suriah.
"Ketegangan terjadi selama pertemuan tersebut. Iran menyatakan ketidakpuasannya terhadap bias Turki terhadap agenda Amerika dan Israel dan menyampaikan kekhawatiran Assad," kata pejabat Iran kedua.
Ia mengacu pada dukungan Turki terhadap oposisi Suriah dan kerja samanya dengan kepentingan Barat dan Israel dalam menargetkan sekutu Iran di wilayah tersebut.
"Hakan Fidan menyalahkan Assad atas krisis tersebut, dan menekankan bahwa kegagalannya untuk terlibat dalam perundingan perdamaian yang nyata dan pemerintahannya yang menindas selama bertahun-tahun adalah akar penyebab konflik tersebut," kata pejabat itu, seperti diberitakan Al Arabiya.
Diketahui, Turki mendukung kelompok oposisi yang membantunya melawan pasukan Kurds yang berupaya melawan Turki.
Baca juga: Apa yang Dicari Israel di Suriah? Pemimpin HTS Minta Dunia Buka Mata untuk Lawan Agresi IDF
Assad Kabur saat Oposisi Serbu Damaskus
Presiden Suriah Bashar al-Assad kabur beberapa jam sebelum pasukan oposisi bersenjata menyerbu kantor pemerintahannya di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).
Assad sempat menelepon penasihat medianya pada Sabtu (7/12/2024) malam dan memintanya menyiapkan pidato untuknya, sebelum dia naik pesawat dari bandara Damaskus ke pangkalan Hmeimim Rusia.
“Dia pergi bersama putranya Hafez tanpa memberi tahu keluarga atau rekan dekatnya, dan dari pangkalan Rusia sebuah pesawat membawanya ke Moskow," kata seorang penasihat presiden, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.