TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, mengatakan pembicaraan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas semakin erat sejak kesepakatan yang dilaksanakan tahun lalu.
Jika disetujui oleh kedua pihak, Yisrael Katz mengatakan pertukaran itu akan dilaksanakan secara bertahap.
"Perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan gerakan Hamas akan dilaksanakan secara bertahap," menurut sumber yang berpartisipasi dalam pertemuan komite, mengutip perkataan Yisrael Katz, Senin (16/12/2024).
Namun, ia belum dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai masalah itu.
“Akan ada mayoritas di kabinet dan di pemerintahan untuk membahas perjanjian itu. Lebih baik tidak banyak bicara tentang masalah ini," lanjutnya.
Pada Senin kemarin, Yisrael Katz dijadwalkan bertemu dengan penasihat Presiden terpilih AS Donald Trump untuk urusan tahanan Israel di Gaza.
"Jika Israel tidak secara serius setuju untuk menghentikan perang, rencana pertukaran tawanan akan membuat sebagian dari mereka yang diculik tetap ditahan untuk jangka waktu yang lama," menurut laporan Kan 11.
Netanyahu Berbicara dengan Donald Trump, Bahas Sandera di Gaza
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia berbicara dengan sekutunya, Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump melalui telepon.
Netanyahu dan Donald Trump membahas negosiasi kesepakatan pertukaran tahanan.
Donald Trump menggambarkannya sebagai panggilan telepon singkat.
Baca juga: Benjamin Netanyahu dan Donald Trump Bahas Perkembangan di Suriah dan Juga Tawanan di Gaza
"Kami melakukan percakapan yang sangat baik. Kami membahas apa yang akan terjadi," kata Donald Trump.
Donald Trump mengatakan perlunya mencapai formula dalam beberapa tahap untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
"Kami berusaha sekuat tenaga untuk membantu memulihkan para sandera di Gaza," kata Donald Trump.
Ia menekankan bahwa Donald Trump akan berupaya untuk mengakhiri perang di Gaza.
"Saya akan bekerja sejak hari pertama masa jabatan saya untuk menghentikan semua perang," lanjutnya.
Sementara itu, Otoritas Penyiaran Israel mengatakan delegasi Israel sedang menuju ke Qatar saat negosiasi kesepakatan berlangsung.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.028 jiwa dan 106.962 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (16/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel