TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang menguasai Kota Damaskus, Suriah, berencana menaikkan gaji pekerja Suriah hingga 400 persen.
Pemimpin HTS Ahmad al-Shara atau yang dikenal juga sebagai Muhammad al-Jolani telah mengungkapkan sejumlah rencana untuk mereformasi ekonomi dan keamanan Suriah.
Dalam wawancara dengan Syria TV hari Minggu lalu, menyebut pemerintahan baru Suriah punya tujuan untuk mengonsolidasikan kekuasaan di bawah kendali negara. Dia berujar semua faksi di Suriah bakal dibubarkan.
“Semua faksi akan dibubarkan dan tidak akan ada senjata yang di luar kendali negara,” ujarnya dikutip dari China.org.
Menurutnya, langkah-langkah ekonomi tengah dikaji guna mengatasi kekacauan di Suriah.
“Kami mempertimbangkan rencana untuk menaikkan gaji hingga 400 persen,” katanya. Meski demikian, dia tidak mengungkapkan jadwal penerapan rencana itu.
Dia berjanji membangun kembali rumah-rumah yang hancur dan memastikan kepulangan para pengungsi.
Kemudian, dia mengatakan para pemberontak yang menumbangkan rezim eks Presiden Bashar al-Assad akan dimasukkan ke dalam tentara nasional Suriah.
“Semunya di bawah hukum,” kata dia dikutip dari The Guardian.
Jolani menekankan pentingnya persatuan di antara etnis-etnis di Suriah. Kata dia, Suriah harus tetap bersatu.
“Harus ada kontrak sosial di antara negara dan semua agama untuk menjami keadilan sosial.”
Baca juga: HTS Tegas Tak Akan Biarkan Suriah Jadi Landasan untuk Serang Israel, Minta Pasukan Zionis Mundur
Di samping itu, dia menyampaikan bahwa sanksi-sanksi internasional terhadap Suriah harus dicabut.
“Pentingnya mengakhiri semua sanksi terhadap Suriah sehingga pengungsi Suriah bisa kembali negara mereka,” kata dia.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap rezim Assad. Sanksi itu misalnya pelarangan penjualan senjata ke Suriah, impor minyak dari Suriah, dan investasi dalam industri minyak di negara itu.