TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1031 pada Jumat (20/12/2024).
Rusia melakukan 32 aksi ofensif di Pokrovsky selama 24 jam terakhir.
Aktivitas terbesar penjajah Rusia tetap berada di wilayah pemukiman Sukhaya Balka, Mirolyubovka, Promin, Lisovka, Dachenskoe, Solenoye, Novy Trud, Zelenoe, dan Novovasilovka.
Rusia menyerang sebuah bangunan tempat tinggal di Krivoy Rog pada tengah malam.
Pada pukul 01.00 waktu setempat, Ukraina melaporkan pendaftaran negaranya mengalami serangan hacker terbesar sejak awal perang.
Memulihkan akses ke sana mungkin memerlukan waktu setidaknya dua minggu, menurut laporan Telegraf.
Ukraina Tuduh Rusia Lakukan Serangan Siber
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Olha Stefanishyna, menuduh Rusia melakukan serangan siber massal terhadap registri negara Ukraina.
“Hari ini serangan siber eksternal terbesar dalam beberapa waktu terakhir terjadi pada registri negara Ukraina. Sebagai akibat dari serangan yang ditargetkan ini, pekerjaan registri terpadu dan registri negara, yang berada di bawah yurisdiksi Kementerian Kehakiman Ukraina, ditangguhkan sementara," kata Olha Stefanishyna di Facebook, Kamis (19/12/2024).
"Serangan itu dilakukan oleh Rusia untuk mengganggu pekerjaan infrastruktur negara yang sangat penting dan pekerjaan sedang dilakukan untuk memulihkan sistem," tambahnya.
Rusia tidak segera mengomentari klaim tersebut.
Baca juga: Putin Tantang Ukraina Duel Rudal dengan Rusia, Zelensky: Apakah Dia Berakal Sehat?
Putin Siap Bertemu Donald Trump Bahas Akhiri Perang
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan ia siap bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, untuk membahas proposal perdamaian.
Putin mengatakan Rusia siap untuk negosiasi dan kompromi untuk mengakhiri pertempuran.
Namun, Putin kemudian menyebut beberapa syarat di antaranya mempertahankan Krimea dan wilayah pendudukan lainnya, Ukraina tidak bergabung dengan NATO, dan pencabutan sanksi oleh barat.
Putin juga membantah bahwa jatuhnya sekutu utamanya Bashar al-Assad di Suriah telah merusak posisi Rusia.