Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menepis klaim yang menyebut bahwa dirinya telah menyerahkan jabatan kepresiden kepada Elon Musk.
Dalam acara tahunan AmericaFest yang diselenggarakan kelompok konservatif Turning Point USA di Phoenix, Trump dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak pernah menyerahkan jabatan presiden kepada Musk, dan menyebutnya sebagai "tipuan" yang disebarkan oleh lawan-lawan politiknya.
“Rumor yang menyebut saya telah menyerahkan jabatan presiden kepada Musk, adalah tipuan, dia (Elon Musk) tidak akan menjadi presiden," kata Trump dikutip dari Al Jazeera.
"Tidak, dia tidak akan mengambil alih jabatan presiden," tegas Trump kepada audiens konservatif di Phoenix.
Baca juga: Utusan Donald Trump untuk Ukraina Kecam Langkah Kiev Bunuh Igor Kirillov
Pernyataan Trump dilontarkan menanggapi isu yang menyebut bahwa Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX ini bakal maju ke kursi kepresidenan AS di masa mendatang.
Trump menjelaskan miliarder kondang itu tidak akan bisa menjadi Presiden AS karena terbentur peraturan. Musk, yang dikenal sebagai sosok berpengaruh dalam pemerintahan Donald Trump, diketahui lahir di Afrika Selatan.
Hal itu membuatnya tidak memenuhi syarat konstitusional untuk menjadi presiden AS, yang mensyaratkan bahwa kandidat haruslah warga negara asli kelahiran Amerika.
"Anda tahu mengapa dia tidak bisa? Dia tidak lahir di negara ini. Elon Musk lahir di Afrika Selatan,” ujar Trump melanjutkan.
Pernyataan Trump ini muncul di tengah munculnya gelombang kritik, terutama dari pihak Demokrat, yang belakangan menyoroti pengaruh besar Musk dalam pemerintahan mendatang.
Bahkan, beberapa pihak mulai menjulukinya 'Presiden Musk' sebagai sindiran kepada Trump, karena Trump dianggap memberikan peran besar kepada Elon Musk di kabinetnya kelak.
Sebagai informasi pada awal November lalu, Presiden terpilih AS Donald Trump diketahui menunjuk Elon Musk untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (US Department of Government Efficiency).
Dalam menjalankan tugasnya, Elon Musk akan bersanding dengan mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Viviek Ramaswamy.
Menurut informasi yang beredar, departemen ini bakal fokus mengawasi manajemen anggaran agar tepat sasaran, efisien, dan tidak boros.
Departemen Efisiensi Pemerintahan nantinya juga akan bekerja sama dengan Presiden dan Kantor Manajemen Anggaran AS untuk melakukan efisiensi anggaran, menggunakan 'pendekatan kewirausahaan'.
Selain melakukan manajemen anggaran, departemen ini bertugas melakukan reformasi birokrasi, menyederhanakan regulasi pemerintahan, dan melakukan restrukturisasi badan-badan federal yang ada di AS, demikian dikutip Reuters.
Tak sampai disitu, Departemen Efisiensi Pemerintahan juga akan memberikan nasihat dan panduan dari luar pemerintahan, mengisyaratkan bahwa lembaga ini tidak akan berada dalam struktur formal pemerintahan federal.