News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Houthi Bombardir Jet F/A-18, Klaim Lumpuhkan Pesawat Tempur Unggulan AS hingga Jatuh di Laut Merah

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petempur milisi Houthi dengan latar belakang bendera Yaman mengeklaim bahwa serangan mereka berhasil melumpuhkan 2 jet tempur F-18 milik Amerika Serikat hingga kedua pesawat perang ini jatuh di sekitar Laut Merah.

TRIBUNNEWS.COM – Militan sayap kanan Yaman, Houthi mengeklaim bahwa serangan mereka berhasil melumpuhkan 2 jet tempur F-18 milik Amerika Serikat (AS) padA Minggu (22/12/2024).

Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree mengatakan kedua jet tempur F-18 ini telah ditembak jatuh di sekitar Laut Merah.

Setelah sebelumnya Houthi dan AS sempat dalam insiden "friendly-fire" pada Sabtu malam.

“Kami menembak jatuh jet tempur F-18 AS dalam serangan terhadap kapal induk di Laut Merah,” jelas Saree dikutip dari Anadolu.

“Pasukan Houthi berhasil menggagalkan serangan AS-Inggris terhadap Yaman," imbuhnya

Tak hanya melumpuhkan jet tempur F-18, Houthi juga turut membombardir kapal induk USS Harry S. Truman dan beberapa kapal perusak milik militer AS.

Saree menjelaskan bahwa operasi tersebut dilaksanakan dengan menggunakan delapan rudal jelajah dan 17 pesawat tanpa awak sebagai balasan atas serangan pesawat tak berawak Israel pekan lalu,

Dimana serangan itu adalah gelombang ketiga serangan udara yang dilancarkan Tel Aviv terhadap lokasi yang dikuasai Houthi di Yaman sejak Juli.

Setelah Kelompok Houthi menegaskan keberhasilan dalam menggagalkan agresi Amerika-Inggris, mereka juga menegaskan kembali kesiapannya untuk menghadapi provokasi Amerika-Inggris-Israel lebih lanjut di masa depan.

Pernyataan tersebut diakhiri dengan peringatan keras yang ditujukan kepada pasukan Israel dan Amerika.

Militer AS Klaim Tak Ada Korban Jiwa

Sementara itu militer AS membenarkan bahwa sebuah serangan telah mengenai kapal induk AS hingga membuat pesawat jatuh.

Baca juga: Tanggapi Serangan AS ke Sanaa, Houthi Sebut Serangan Teroris Tak Cegah Solidaritas untuk Gaza

Namun dalam keterangan resminya Centcom menegaskan bahwa jatuhnya jet tempur F/A-18 bukan karena serangan Houthi.

Melainkan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Gettysburg yang keliru menembaki jet tempur F/A-18 yang diterbangkan dari USS Harry S Truman.

“Dua pilot angkatan laut Amerika Serikat telah ditembak jatuh di atas Laut Merah dalam insiden tembakan”, kata militer AS CENTCOM.

“Insiden ini bukan akibat tembakan musuh, dan penyelidikan penuh sedang dilakukan”, tambahnya.

Lebih lanjut, kendati serangan yang menargetkan pesawat tempur AS membuat Jet F/A-18 jatuh di Laut Merah.

Namun CENTCOM mengklaim kedua pilot berhasil diselamatkan setelah melontarkan diri dari pesawat.Blokade Houthi di Laut Merah Buat Boncos

Serangan Houthi yang menargetkan kapal-kapal AS diketahui telah lama dilakukan, tepatnya sejak Israel menginvasi Gaza hingga menewaskan  lebih dari 45.200 orang.

Imbas serangan itu, puluhan kapal dagang internasional mengaku mengalami pembengkakan biaya operasional karena telah mengalihkan rute menuju Cape of Good Hope sejak 19 November 2023.

Puluhan kapal kontainer itu terpaksa beralih ke jalur Tanjung Harapan di Afrika Selatan untuk menghindari Terusan Suez dan Laut Merah yang telah dikuasai kelompok Houthi.

Selain menyebabkan kerugian, serangan rudal yang dilakukan Houthi juga berhasil membuat kapal sekutu Israel yakni AS dan Inggris boncos.

Lantaran harus menanggung lonjakan biaya premi atau asuransi yang naik mencapai 50 persen.

Lonjakan tarif terjadi usai angkatan bersenjata Houthi Yaman terus menargetkan ketiga kapal itu.

Alasan ini yang membuat perusahaan asuransi menjatuhkan tarif premi lebih mahal mencapai ratusan ribu dolar AS untuk kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan AS, Inggris, dan Israel.

Lebih lanjut akibat serangan Houthi banyak perusahaan Israel, Amerika dan Inggris yang kini mulai menunda aktivitas perdagangan hingga berimbas pada lesunya nilai ekspor dan impor.

Belum diketahui secara pasti kapan ketegangan ini mereda.

Akan tetapi para analis menilai apabila perubahan jalur terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama, hal ini dapat memukul ketiga ekonomi negara diatas yang saat ini tengah berada di jurang resesi.

(Tribunnews.com / Namira Yunia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini