TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional dilaporkan menyerang kelompok Houthi di beberapa wilayah di negara itu pada hari Rabu, (25/12/2024).
Serangan tersebut dikabarkan menewaskan sekitar sepuluh anggota Houthi.
Pasukan Yaman didukung oleh negara-negara Barat dan sejumlah negara di sekitar Teluk Persia, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Media yang disokong Houthi menyebut Arab Saudi telah menembaki sebagian wilayah di Provinsi Sa’ada, Yaman Selatan.
Namun, media Israel i24 News mengatakan serangan itu besar kemungkinan dilakukan kelompok yang didukung Arab Saudi, bukan Saudi sendiri.
Sementara itu, Houthi memberikan peringatan kepada Arab Saudi dan sekutunya di Yaman.
“Kepada Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekutu mereka di Yaman, kami tidak berniat meninggalkan front internal dan regional hanya karena kami sedang berkonflik dengan entitas Zionis,” kata seorang pejabat Houthi.
“Tak akan meninggalkan bermacam front internal hanya karena kami sibuk berperang demi mendukung rakyat Palestina dan Hamas.”
Houthi juga terus mengancam akan menyerang Israel hingga negara Zionis itu menghentikan serangan di Gaza.
Kelompok itu juga mengaku telah membongkar adanya konspirasi oleh agen intelijen Israel (Mossad) dan agen intelijen Amerika Serikat (CIA).
Bentrokan di Provinsi Taiz
Pada hari yang sama media Turki Anadolu Agency melaporkan telah terjadi bentrokan antara pasukan pemerintah Yaman dan Houthi di Provinsi Taiz, Yaman barat daya.
Baca juga: Rudal Houthi Ubah Pemukiman Israel Jadi Kompleks Zombie, Sirene Meraung Keras saat Tengah Malam
Pernyataan dari militer pemerintah Yaman menyebutkan bahwa ada delapan pemberontak Houthi yang tewas dan 15 lainnya terluka saat Houthi menyerang pasukan pemerintah di Taiz bagian barat laut.
Tidak ada informasi tentang jumlah korban jiwa atau korban luka dari pihak pemerintah.
Bentrokan terbaru ini diklaim sebagai bentrokan tersengit dalam dua tahun terakhir antara Houthi dan pemerintah Yaman yang diakusi internasional.