News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tolak Ancaman Trump, Presiden Panama: Terusan Itu Milik Kami, Tak Ada yang Perlu Dibicarakan

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Panama, José Raúl Mulino

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Panama, José Raúl Mulino menolak ancaman presiden terpilih AS, Donald Trump soal kendali Terusan Panama.

Mulino menegaskan tidak akan mengurangi tarif tol bagi kapal-kapal AS.

Ia juga membantah klaim Trump bahwa China ikut campur dalam operasi Terusan Panama.

Saat ditanya terkait upaya negosiasi dengan Trump, Mulino menolak dengan tegas.

“Jika memang ada niat untuk bicara, maka tidak ada yang perlu dibicarakan,” kata Mulino dalam konferensi pers pada hari Kamis (26/12/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Menurut Mulino, sampai kapanpun Terusan Panama akan menjadi milik warga Panama.

Ia tidak akan bersusah payah berbicara empat mata dengan Trump untuk membahas ini.

"Kanal itu milik Panama dan milik orang Panama. Tidak ada kemungkinan untuk memulai pembicaraan apa pun mengenai kenyataan ini, yang telah menghabiskan darah, keringat, dan air mata negara ini," tegasnya.

Ancaman Trump 

Sebelumnya, presiden terpilih Donald Trump mengancam akan mengambil alih Terusan Panama.

Ia menuduh negara Amerika Tengah itu mematok tarif yang berlebihan kepada kepada kapal-kapal AS dan angkatan laut Amerika.

Trump menganggap 'tarif selangit' itu sangat tidak adil.

Baca juga: Sejarah Mengerikan Terusan Panama yang Ingin Direbut Kembali AS oleh Trump: Telan Ribuan Nyawa

"Angkatan Laut dan Perdagangan kita telah diperlakukan dengan cara yang sangat tidak adil dan tidak bijaksana. Biaya yang dibebankan oleh Panama sungguh menggelikan," tulis Trump di platform Truth Social miliknya pada hari Sabtu (21/12/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Dalam pidatonya di Arizona pada hari Minggu (22/12/2024), ia menegaskan bahwa AS terus-terusan diperlakukan tidak adil.

"AS diperas di Terusan Panama seperti di tempat lain," katanya.

Ia merasa ditipu dan berjanji pada saat ia menjabat sebagai presiden pada bulan depan, akan segera menghentikannya.

"Penipuan total terhadap negara kita ini akan segera dihentikan,"  tegasnya.

Trump kemudian mengklaim bahwa adanya pengaruh Cina yang semakin terus bertambah di sekitar terusan itu.

"Itu semata-mata tanggung jawab Panama, bukan China atau siapa pun," katanya dalam unggahan aslinya.

"Kami tidak akan dan tidak akan pernah membiarkannya jatuh ke tangan yang salah!," tegasnya.

Oleh karena itu, Trump meminta dengan tegas kepada presiden Panama untuk memenuhi permintaannya dalam menurunkan tarif pada kapal-kapal AS.

Jika tidak, Trump bersumpah akan mengambil alih Terusan Panama.

"Itu tidak diberikan untuk kepentingan orang lain, tetapi hanya sebagai tanda kerja sama dengan kami dan Panama. Jika prinsip moral dan hukum dari sikap murah hati untuk memberi ini tidak diikuti, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan," kata Trump.

Komentar Trump tersebut menyusul postingan serupa sehari sebelumnya di mana ia mengatakan Terusan Panama merupakan 'aset nasional yang vital' bagi AS.

Beberapa jam setelah Trump memberikan ancaman,  presiden Panama Jose Raul Mulino langsung menanggapi dengan tegas.

Mulino dengan tegas mengatakan bahwa Panama Terusan Panama sampai kapanpun akan tetap menjadi milik Panama.

“Setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah di sekitarnya adalah milik Panama dan akan tetap menjadi milik Panama,” kata Mulino dalam rekaman yang diunggah di media sosial.

Tuduhan Trump terhadap China juga langsung dibantah keras oleh Mulino.

Menurutnya, permintaan Trump terkait penurunan tarif Terusan Panama tidak dapat diwujudkan begitu saja.

"Biaya tidak diputuskan berdasarkan keinginan," katanya.

Bagi Panama, Terusan ini adalah kunci bagi perekenomian negara tersebut.

Sebagai informasi, Terusan Panama adalah sebuah jalur perairan buatan sepanjang sekitar 82 kilometer yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik melalui Tanah Genting Panama, sebuah wilayah sempit di Amerika Tengah. 

Terusan ini dibangun pada awal tahun 1900-an dan AS terus mempertahankan kendali Terusan tersebut hingga tahun 1977.

Namun pada tahun 1999, Terusan Panama diambil oleh Panama.

Ini sesuai dengan perjanjian Torrijos-Carter.

Di mana pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Panama.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Terusan Panama

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini