TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Houthi Yaman (Ansarallah) melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap kapal tanker minyak berbendera Panama di Laut Merah pada hari Senin (2/9/2024).
Tak hanya itu, kapal tanker berbendera Saudi juga terkena imbasnya.
Juru bicara militer Houthi, Brigjen Yahya Saree mengklaim kelompoknya bertanggung jawab atas serangan terhadap Blue Lagoon I, yang dihantam oleh sejumlah rudal dan pesawat nirawak.
Namun, Saree tidak menyebutkan dampak serangan yang dilaporkan terhadap kapal tanker Saudi tersebut.
Komando Pusat AS mengonfirmasi bahwa kedua kapal tanker itu menjadi sasaran, dengan menyatakan Houthi menembakkan dua rudal balistik dan menggunakan pesawat nirawak serang satu arah, yang menyerang kedua kapal.
"Tindakan terorisme yang gegabah oleh Houthi ini terus mengganggu stabilitas perdagangan regional dan global, serta membahayakan nyawa pelaut sipil dan ekosistem maritim," kata Komando Pusat, dikutip dari Shafaq.
Dua sumber mengatakan kepada Reuters, kedua kapal tanker itu berlayar berdekatan saat dihantam.
Kedua kapal mengalami kerusakan kecil tetapi dapat melanjutkan pelayaran tanpa insiden besar atau korban jiwa.
Baik grup pelayaran nasional Saudi Bahri maupun Sea Trade Marine SA, pengelola Blue Lagoon asal Yunani, tidak mengomentari insiden tersebut.
Kelompok Houthi telah mengintensifkan serangan maritim mereka sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober, yang menargetkan lebih dari 80 kapal dengan rudal dan pesawat nirawak.
Kampanye mereka telah mengakibatkan penyitaan satu kapal, penenggelaman dua kapal lainnya, dan kematian empat pelaut. Koalisi pimpinan AS telah mencegat upaya serangan lainnya atau gagal mencapai target mereka.
Baca juga: Houthi Izinkan Kapal Tanker Sounion yang Hanyut dan Terbakar Ditarik dari Laut Merah
Pusat Informasi Maritim Gabungan, operasi angkatan laut internasional yang memantau aktivitas Houthi, melaporkan bahwa Blue Lagoon I diserang oleh tiga rudal balistik sekitar 70 mil laut di sebelah barat laut pelabuhan Saleef di Yaman.
Pusat tersebut mengindikasikan bahwa serangan tersebut mungkin dimotivasi oleh hubungan kapal tersebut dengan kapal-kapal lain yang baru saja berlabuh di Israel.
"Semua awak kapal selamat. Kapal mengalami kerusakan minimal tetapi tidak memerlukan bantuan," kata keterangan pusat.