TRIBUNNEWS.COM - Pejabat tinggi PBB di Yaman, Julien Harneis, menanggapi klaim Israel yang menyebut bandara Sanaa sebagai markas militer Houthi.
Dalam pernyataannya, Harneis menegaskan bahwa bandara tersebut adalah fasilitas sipil yang digunakan untuk penerbangan kemanusiaan.
Israel sebelumnya mengeklaim bahwa serangan yang dilancarkan pada Jumat lalu ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur militer yang digunakan untuk menyelundupkan senjata Iran.
Namun, Harneis dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
"Bandara Sanaa adalah lokasi sipil yang digunakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa," jelasnya, seperti dikutip dari Al Arabiya.
Harneis juga meminta semua pihak untuk tidak menjadikan fasilitas sipil sebagai target.
"Kewajiban untuk melindungi sasaran sipil ada pada pihak-pihak yang bertikai, bukan pada kami," tambahnya.
Pejabat PBB Ceritakan Pengalaman Mengerikan Saat Serangan
Dalam insiden tersebut, Harneis dan delegasi PBB lainnya nyaris terkena serangan udara saat mereka bersiap untuk terbang.
"Ada satu serangan udara sekitar 300 meter di selatan kami dan serangan lainnya sekitar 300 meter di utara kami," ungkapnya.
Serangan tersebut terjadi saat pesawat Yemenia Air yang mengangkut ratusan penumpang hendak mendarat.
Meskipun pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat, Harneis mengungkapkan kekhawatirannya.
"Yang paling menakutkan adalah ketika serangan udara terjadi saat pesawat sipil sedang mendarat," katanya.
Insiden ini mengakibatkan satu staf PBB terluka parah.
Gabriel Elizondo dari Al Jazeera melaporkan bahwa semua staf PBB berhasil dievakuasi ke tempat aman.