Setelah rezim Assad tumbang, Turki telah membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus dan telah melakukan kontak tingkat tinggi dengan pemimpin de-facto baru Ahmed al-Sharaa.
"Mungkin listrik yang dibutuhkan Suriah dan Lebanon pada awalnya akan dipenuhi dengan mengekspornya dari Turki, dan tentu saja kita dapat melihat gambarannya lebih jelas setelah melihat situasi di jaringan transmisi," kata Bayraktar kepada wartawan di kota Sanliurfa di tenggara Turki.
Delegasi kementerian tiba di Damaskus pada hari Sabtu dan, menurut komentar Bayraktar sebelumnya , akan membahas kemungkinan kerja sama energi termasuk transmisi listrik untuk mengatasi kekurangan listrik.
Ia mengatakan daya terpasang Suriah sebelum perang sebesar 8.500 megawatt telah turun menjadi sekitar 3.500 megawatt.
"Sebagian besar masyarakat memenuhi kebutuhan listrik mereka dengan generator, jadi sebenarnya ada kebutuhan listrik yang sangat serius," katanya.
Dia menambahkan bahwa tim kementerian energi Turki tengah mengkaji bagaimana sumber daya minyak dan gas alam Suriah dapat digunakan.
Presiden Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Ankara akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk rekonstruksi Suriah.
Turki saat ini menyediakan listrik ke beberapa wilayah di Suriah utara, tempat ia melancarkan empat operasi militer sejak 2016.
(oln/Anews/*)