TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa ia mengalami tinitus (telinga berdenging) setelah terjebak dalam serangan udara Israel di Bandara Sana'a, Yaman, pada 26 Desember lalu.
Israel mengebom bandara di ibu kota Yaman saat Tedros dan timnya hendak menaiki pesawat untuk meninggalkan negara itu.
Tim Tedros mengunjungi Yaman atas mandat dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dengan misi untuk menilai situasi kesehatan dan kemanusiaan di negara yang dilanda perang tersebut.
Hanya beberapa meter dari tempat Tedros dan timnya menunggu, menara kontrol lalu lintas udara dan ruang tunggu keberangkatan bandara terkena bom dan rusak akibat serangan tersebut.
"Saya baik-baik saja, tetapi saya mengalami tinitus akibat ledakan keras itu. Saya harap ini hanya sementara," tulis Tedros di akun X miliknya pada Rabu (1/1/2025).
"Meskipun saya selamat, saya tidak bisa berhenti memikirkan rekan-rekan saya yang masih berada di Yaman dan di tempat lain, melayani orang-orang dalam kondisi yang sangat sulit."
"Hidup mereka dipertaruhkan setiap saat, setiap hari."
"Dunia kita membutuhkan perdamaian."
"Perang hanya membawa kematian, kehancuran, pengungsian, dan kekurangan."
Tedros juga menyebut, pihak berwenang Israel seharusnya sepenuhnya mengetahui penerbangan yang dijadwalkan untuk mengangkut delegasi PBB tersebut.
Tedros menegaskan, penerbangannya sudah diketahui secara internasional.
Baca juga: Serangan Udara Israel Hantam Gaza dan Bandara Yaman Tempat Kepala WHO Hendak Menaiki Pesawat
"Jadi, saya berasumsi bahwa mereka yang ingin tahu, pasti sudah mengetahuinya," ujarnya.
Sementara itu, Guterres mengecam serangan Israel di bandara tersebut.
"Serangan udara Israel hari ini di Bandara Internasional Sana'a, pelabuhan Laut Merah, dan pembangkit listrik di Yaman sangat mengkhawatirkan," kata juru bicara utama PBB dalam jumpa pers, Kamis (26/12/2024) sembari mengungkapkan kekhawatiran tentang risiko eskalasi regional lebih lanjut.