TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Gaza di Palestina sepertinya terus dirundung masalah.
Korban tewas warga Gaza tak hanya karena serangan tentara Israel.
Namun juga korban tewas disebabkan cuaca dingin yang mulai menerjang Gaza.
Akibatnya sejumlah warga meninggal kedinginan terutama bayi.
Mereka kedinginan karena pakaian dan selimut yang tidak memadai.
Jumlah bayi yang meninggal dunia akibat suhu dingin di Jalur Gaza yang digempur Israel sejak 7 Oktober 2023, bertambah menjadi delapan.
Anak-anak di wilayah Palestina yang telah diblokade Israel sejak 2007 tersebut menderita karena kurangnya tempat berlindung yang layak.
Bayi kedelapan yang meninggal karena suhu dingin di Gaza, bernama Yousef.
Ibu Yousef menyebut blokade dan serangan Israel menyebabkan anaknya meninggal kedinginan.
"Dia meninggal karena cuaca yang sangat dingin. Dia tidur di samping saya dan pagi harinya saya mendapatinya membeku dan meninggal. Saya tidak tahu harus mengatakan apa," kata sang ibu kepada Al Jazeera, Minggu (5/1/2025).
"Tidak ada yang bisa merasakan penderitaan saya. Tidak ada orang di dunia ini yang bisa mengerti malapetaka kami. Yousef lahir dalam kondisi sehat dan baik. Saya telah kehilangan Yousef untuk selamanya."
Keluarga-keluarga di Gaza terpaksa mengungsi di tenda-tenda tak layak dan tidak punya selimut atau pakaian musim dingin.
Blokade Israel membuat bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan pakaian, tidak bisa masuk.