TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menggelar latihan militer berskala besar di provinsi Isfahan, Iran bagian tengah.
Tahap pertama latihan militer ini diberi nama sandi Eqtedar (Otoritas) 1403, mengutip laporan PressTV.
Latihan ini dimulai pada Selasa (7/1/2025) di dekat fasilitas pengayaan uranium Natanz atas perintah Brigadir Jenderal Qader Rahimzadeh, komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatam al-Anbia Iran.
Selama fase latihan ini, unit pertahanan udara Angkatan Udara IRGC melatih rencana untuk melindungi situs nuklir Natanz (atau juga dikenal sebagai Shahid Ahmadi Roshan) dari berbagai ancaman udara, termasuk dalam kondisi peperangan elektronik.
Rahimzadeh sebelumnya mengatakan serangkaian sistem pertahanan baru, yang tidak diketahui musuh, telah ditempatkan di dekat pusat-pusat sensitif di seluruh negeri.
Pasukan militer Iran secara rutin menggelar latihan sesuai dengan jadwal yang terperinci di berbagai wilayah negara itu untuk menguji persenjataan dan peralatan serta mengevaluasi kesiapan tempur mereka.
Pejabat Iran berulang kali menegaskan bahwa negara mereka tidak akan ragu untuk memperkuat kemampuan militer yang sepenuhnya bertujuan untuk pertahanan, terutama dalam menghadapi potensi ancaman baru, termasuk dari Israel.
Operasi Anti-Teror di Darat, Laut, dan Udara Digelar Selama 2 Bulan
Sebelumnya, seorang komandan militer senior Iran mengumumkan bahwa negaranya akan meluncurkan kampanye antiteror besar-besaran di udara, darat, dan laut selama dua bulan ke depan untuk melawan kelompok-kelompok teroris.
"Operasi ini akan berlangsung sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dimulai hari ini dan berlanjut selama dua bulan ke depan," kata Brigadir Jenderal Ali Shadmani, wakil koordinator Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya, pada Minggu (5/1/2025).
Ia menambahkan bahwa pasukan elit akan dilibatkan dalam operasi ini, dan jaringan komando pasukan akan diuji.
Shadmani menekankan bahwa teknologi, peralatan, dan metode terbaru akan digunakan dalam operasi tersebut, yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesiapan tempur Angkatan Bersenjata Iran.
Baca juga: Iran Pasang Sistem Pertahanan Udara Baru di Lokasi Sensitif, Akan Gelar Latihan Perang Skala Besar
Ia juga mencatat bahwa unit-unit Angkatan Darat dari wilayah timur dan barat Iran, serta IRGC dari barat, barat daya, dan selatan, serta puluhan ribu pasukan Basij (sukarelawan) di unit-unit penjaga provinsi akan turut berpartisipasi dalam berbagai operasi.
Pada Sabtu (4/1/2025), pasukan Darat IRGC meluncurkan kampanye antiteror berskala besar dengan nama sandi Payambar-e-A'azam (Nabi Besar) 19, di provinsi Kermanshah di Iran bagian barat.
Berbagai divisi dan unit khusus Pasukan Darat IRGC, khususnya Brigade Mirza Kuchak Khan, turut berpartisipasi dalam latihan militer tersebut.
Serangan Israel Terhadap Iran
Mengutip iranintl.com, radar pertahanan udara Iran untuk sistem rudal S-300, sistem permukaan-ke-udara buatan Rusia yang dirancang untuk melawan serangan udara dan rudal jelajah, menjadi sasaran serangan Israel terhadap Iran pada April tahun lalu, menurut citra satelit.
Sejak setidaknya tahun 2010, Israel diduga telah melakukan belasan serangan di dalam Iran, yang menargetkan instalasi nuklir dan militer yang sensitif.
Serangan-serangan ini menjadi lebih sering terjadi setelah Juli 2020, ketika ledakan besar terjadi di lokasi pengayaan uranium Natanz di Iran tengah, yang menghancurkan salah satu bangunan.
Sebuah laporan Axios minggu ini mengatakan bahwa selama pertemuan pada bulan November antara Donald Trump dan menteri urusan strategis Israel, Ron Dermer, keduanya membahas kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
(Tribunnews.com)