TRIBUNNEWS.COM - Seorang pakar penyakit mendesak China untuk segera membagikan data infeksi terkait merebaknya virus human metapneumovirus (HMPV) yang kini menyebar di sejumlah negara di dunia.
Dr. Sanjaya Senanayake, seorang profesor madya kedokteran di The Australian National University, menyatakan bahwa sangat penting bagi China untuk memberikan informasi secara tepat waktu.
"Kami juga memerlukan data genomik yang mengonfirmasi bahwa HMPV adalah penyebabnya, dan memastikan tidak ada mutasi signifikan yang perlu diwaspadai. Data genomik tersebut juga akan menjadi panduan dalam pengembangan vaksin," katanya kepada MailOnline.
Hal senada disampaikan oleh Dr. Andrew Catchpole, kepala staf ilmiah di organisasi penelitian hVIVO yang berbasis di London, yang menekankan pentingnya informasi lebih lanjut mengenai jenis virus yang spesifik.
Namun, para ahli tidak menganggap virus ini berpotensi menimbulkan pandemi.
"HMPV biasanya terdeteksi pada musim dingin, tetapi tampaknya tingkat infeksi serius mungkin lebih tinggi di China daripada yang kita perkirakan pada tahun normal," ujarnya kepada Evening Standard.
"Kita membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai jenis virus yang beredar saat ini untuk dapat memahami apakah ini jenis virus yang umum beredar atau yang berbeda."
Virus yang menyebabkan gejala seperti flu atau pilek ini telah memicu lonjakan kasus di sejumlah provinsi di bagian utara China pada musim dingin ini, terutama di kalangan anak-anak.
Foto dan video yang memperlihatkan orang-orang mengenakan masker di rumah sakit di China telah beredar di platform media sosial.
Beberapa laporan media lokal bahkan membandingkan situasi ini dengan tahap awal wabah Covid-19.
India juga telah meningkatkan pemantauan kasus HMPV setelah virus ini dilaporkan menyebar ke negara tersebut, serta ke Malaysia dan Kazakhstan.
Baca juga: Virus HMPV Merebak di China, Samakah dengan Covid-19?
Namun, Menteri Kesehatan India, JP Nadda, mengatakan bahwa kemunculan HMPV di India bukanlah hal baru dan tidak ada alasan untuk khawatir, meskipun pengujian telah ditingkatkan.
Situasi terkini di China
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional China baru-baru ini mengakui adanya peningkatan kasus infeksi pernapasan, termasuk HMPV.
Sebagai tanggapan, badan tersebut telah meluncurkan program percontohan untuk melacak kasus pneumonia yang belum diketahui asal-usulnya, dengan tujuan meningkatkan identifikasi dan penanganan kasus-kasus tersebut.
Tindakan ini melibatkan koordinasi yang lebih erat antara laboratorium dan lembaga kesehatan serta memastikan pelaporan kasus-kasus baru dilakukan dengan tepat waktu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, mengatakan pada Jumat (3/1/2025) bahwa penyebaran penyakit ini terjadi dalam skala yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal ini mencerminkan tren musiman yang juga terlihat di negara lain, seperti Inggris, yang mengalami lonjakan serupa pada kasus penyakit pernapasan selama musim dingin ini.
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Menkes: Mirip Flu Biasa, Jangan Panik
Sementara itu, virus HMPV sudah ditemukan di Indonesia.
Namun Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.
“HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada. Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes Budi Senin (6/1/2025), mengutip menpan.go.id.
Lanjutnya, virus HMPV berbeda dengan virus COVID-19 yang merupakan virus baru.
Sedangkan HMPV adalah virus lama sejak 2001 yang sifatnya mirip dengan flu dan telah beredar ke seluruh dunia.
Budi menambahkan, sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.
(Tribunnews.com/Tiara Shelavie)