TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump punya gebrakan baru yang menghebohkan.
Baru-baru ini, dia mengusulkan untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.
"Kami akan mengubah nama itu karena kami melakukan sebagian besar pekerjaan di sana dan itu milik kami," kata Trump, dikutip dari ABC News.
Ucapan kontroversial tersebut Trump lontarkan kemarin, Rabu (8/1/2025).
Pernyataan tersebut dipandang sebagai serangan terbaru Trump terhadap Meksiko.
Trump sendiri pernah menyebut Meksiko sebagai negara yang "tidak melakukan cukup banyak untuk menangani masalah narkoba dan imigrasi ilegal yang masuk ke Amerika Serikat".
Ia menambahkan bahwa Meksiko harus berhenti mengizinkan jutaan orang memasuki negara AS.
"Itu pantas, dan Meksiko harus berhenti mengizinkan jutaan orang masuk ke negara kami," tegas Trump dalam sebuah konferensi pers.
Trump juga mengkritik Meksiko terkait dengan meningkatnya peredaran narkoba ke AS.
Presiden terpilih AS yang akan dilantik 20 Januari mendatang, mengklaim bahwa Meksiko bakal dikenakan "tarif yang besar" sebagai bentuk sanksi.
"Kami ingin bergaul dengan semua orang. Tapi, Anda tahu... butuh dua orang untuk berdansa tango," kata Trump.
Segera setelah itu, sekutu lama Trump, Anggota DPR Partai Republik Marjorie Taylor Greene, mengumumkan di X bahwa ia telah memerintahkan stafnya untuk mulai merancang undang-undang yang akan mengubah nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika."
Baca juga: PM Greenland akan Temui Raja Denmark setelah Donald Trump Ingin Rebut Wilayahnya
Greene juga menekankan pentingnya pendanaan perubahan peta untuk semua lembaga pemerintah federal, termasuk FAA dan militer.
Sejarah Nama Teluk Meksiko
Teluk Meksiko, yang memiliki peran penting dalam perekonomian Amerika Utara, telah dikenal dengan berbagai nama sepanjang sejarahnya.
Peta pertama yang mencantumkan nama "Golfo de Mexico" muncul pada abad ke-16.
Kala itu Spanyol menjajah wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kuba, Meksiko, dan negara-negara bagian AS yang mengelilinginya.
Teluk Meksiko adalah salah satu perairan terbesar dan terpenting di dunia, dengan luas sekitar 600.000 mil persegi.
Perairan ini juga merupakan rumah bagi setengah dari kapasitas penyulingan minyak bumi dan pemrosesan gas alam AS.
Teluk Meksiko juga menyuplai sekitar 40 persen makanan laut negara tersebut.
Teluk ini juga memiliki rawa yang luas, dengan garis pantai hampir 30.000 mil yang menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.
Bukan Kelakar Pertama Kali
Kelakar Trump untuk mengganti nama Teluk Meksiko bukanlah yang pertama kali mengaung.
Pada tahun 2012, Anggota DPR Negara Bagian Mississippi, Steve Holland, mengusulkan sebuah RUU untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika."
Namun, Holland kemudian menarik kembali pernyataannya dan mengklarifikasi bahwa itu adalah sebuah candaan untuk mengkritik sikap anti-imigran dari rekan-rekannya di Partai Republik.
Nama yang sama juga disarankan oleh Stephen Colbert pada acara Comedy Central "The Colbert Report" selama tumpahan minyak BP pada tahun 2010.
Ia menyatakan dengan candaan, "Kita merusaknya, kita membelinya."
Tanggapan Presiden Meksiko
Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum Pardo, memberikan tanggapan terhadap usulan Trump dan menolak gagasan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika."
Dalam konferensi pers pada hari Rabu di Mexico City, Sheinbaum menyarankan agar Amerika Serikat justru diganti namanya menjadi "Amerika Meksiko."
Sheinbaum memamerkan peta abad ke-17 yang menunjukkan wilayah yang sekarang dikenal sebagai Amerika Serikat dengan label "America Mexicana" atau "Amerika Meksiko."
Ia juga menunjukkan peta dari abad ke-19 yang memperlihatkan wilayah yang pernah menjadi bagian dari Meksiko, termasuk California, Nevada, Utah, Arizona, dan New Mexico.
"Saya rasa, jika mereka ingin mengganti nama Teluk Meksiko, mengapa tidak mengganti Amerika Serikat menjadi Amerika Meksiko?," ujar Sheinbaum dengan candaan, dikutip dari USA Today.
Presiden Meksiko ini juga menekankan bahwa negaranya telah berusaha menegakkan perbatasannya dan telah melihat penurunan signifikan dalam imigrasi ilegal di perbatasan AS-Meksiko.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)