Konflik Palestina Vs Israel

Sejumlah Tentara Israel Tolak Lanjutkan Perang di Gaza, Akui Diperintahkan Hancurkan Rumah-Rumah

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza. Tentara Israel menyatakan akan berhenti bertempur jika pemerintah tidak mengamankan gencatan senjata.
Tentara Israel beroperasi di Jalur Gaza. Tentara Israel menyatakan akan berhenti bertempur jika pemerintah tidak mengamankan gencatan senjata.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang perwira di korps lapis baja, Yotam Vilk, merupakan satu dari sejumlah tentara Israel yang menentang konflik Israel dan Hamas di Gaza selama 15 bulan.

Ia juga menolak untuk bertugas lagi.

Yotam Vilk mengatakan, mereka melihat atau melakukan hal-hal yang melanggar batas etika.

Meskipun gerakan tersebut kecil, sekitar 200 tentara Israel menandatangani surat yang menyatakan mereka akan berhenti bertempur jika pemerintah tidak mengamankan gencatan senjata.

Para tentara Israel mengatakan ini hanyalah puncak gunung es dan mereka ingin orang lain untuk maju.

Penolakan para tentara ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap Israel dan Hamas untuk mengakhiri pertempuran.

Tujuh tentara yang menolak untuk melanjutkan pertempuran di Gaza berbicara dengan AP, menjelaskan bagaimana warga Palestina dibunuh tanpa pandang bulu dan rumah-rumah dihancurkan.

Beberapa tentara Israel mengatakan, mereka diperintahkan untuk membakar atau menghancurkan rumah-rumah yang tidak menimbulkan ancaman.

Mereka juga melihat tentara menjarah dan merusak rumah-rumah.

Dilansir Arab News, setelah Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, Israel dengan cepat bersatu di belakang perang yang dilancarkan terhadap kelompok militan tersebut.

Perpecahan di sini telah tumbuh seiring berjalannya perang, tetapi sebagian besar kritik difokuskan pada meningkatnya jumlah tentara yang tewas dan kegagalan untuk membawa pulang sandera, bukan tindakan di Gaza.

Max Kresch, seorang penyelenggara, mengatakan tentara dapat menggunakan posisi mereka untuk menciptakan perubahan.

Baca juga: Kuba Gabung Afrika Selatan untuk Tuntut Israel di ICJ dalam Kasus Genosida Gaza

"Kita perlu menggunakan suara kita untuk berbicara dalam menghadapi ketidakadilan, meskipun itu tidak populer," katanya.

Namun, beberapa orang yang bertempur dan kehilangan rekan menyebut gerakan itu sebagai "tamparan di wajah".

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini